Advertisement

PENYALAHGUNAAN MEDIA SOSIAL : Facebook dan Twitter Dijadikan Pusat Komando Teroris

Jumali
Selasa, 04 November 2014 - 21:50 WIB
Jumali
PENYALAHGUNAAN MEDIA SOSIAL : Facebook dan Twitter Dijadikan Pusat Komando Teroris Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja - Reuters)

Advertisement

 

Harianjogja.com, JAKARTA -- Badan keamanan dan intelijen Inggris, Government Communications Headquarters (GCHQ), menilai perusahaan-perusahaan internet global telah menjadi komando dan pilihan jaringan kontrol bagi teroris. Para teroris disebut menggunakan media sosial seperti Twitter, WhatsApp, dan YouTube untuk perekrutan anggota dan propaganda.

Advertisement

Direktur GCHQ, Robert Hannigan, menghimbau perusahaan, seperti Google, Facebook, Twitter, dan Microsoft untuk lebih bekerjasama kepada badan intelijen seperti GCHQ dan badan serupa lainnya.

"GCHQ tidak bisa mengatasi tantangan ini tanpa dukungan besar dari pihak swasta, termasuk perusahaan-perusahaan teknologi Amerika Serikat yang mendominasi internet," tutur Hannigan seperti dilansir Liputan6.com dari laman Daily Mail, Selasa (4/11/2014).

Hannigan memahami perusahaan-perusahaan teknologi memang memiliki hubungan yang tidak mudah dengan semua pemerintah. Hal ini karena perusahaan teknologi ingin menjadi penyalur data yang netral, serta tidak terlibat dalam pemerintahan atau politik.

Namun perusahaan teknologi, katanya, harus menyadari bahwa layanan mereka tidak hanya menjadi tuan rumah materi kekerasan dan eksploitasi anak-anak. Akan tetapi juga menjadi tempat untuk memfasilitasi kejahatan dan terorisme.

Di sisi lain, pekerjaan agen mata-mata telah menjadi jauh lebih sulit selama 18 bulan terakhir karena perusahaan-perusahaan Amerika Serikat menjadi kurang bersedia menyerahkan data yang dibutuhkan. Menurut sejumlah sumber, sikap itu merupakan buntut dari beredarnya laporan Edward Snowden soal pencurian data pengguna.

"Informasi dari Snowden mengenai cara GCHQ dan NSA mengetahui data online telah membuat perusahaan-perusahaan itu menjadi gelisah untuk melindungi reputasi mereka," ungkapnya.

Selain itu, teknologi mobile dan smartphone seperti enkripsi pesan dan anonim, juga disebut telah meningkatkan pilihan yang tersedia bagi teroris untuk melakukan serangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Hamas: Tujuan Israel di Perang Gaza Tak akan Tercapai

News
| Sabtu, 02 Desember 2023, 07:57 WIB

Advertisement

alt

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya

Wisata
| Jum'at, 01 Desember 2023, 19:12 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement