Advertisement

Promo November

Dalam Sebulan, Kominfo Blokir 3.000 Situs Porno

Newswire
Jum'at, 19 Februari 2021 - 08:57 WIB
Nina Atmasari
Dalam Sebulan, Kominfo Blokir 3.000 Situs Porno Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANDA ACEH - Kementerian Komunikasi dan Informatika paling banyak memblokir situs-situs pornografi dari berbagai jenis konten negatif lainnya dalam beberapa tahun terakhir.

“Pemblokiran terbanyak di Indonesia 70 persennya pornografi, hingga sekarang paling besar itu pornografi, karena memang kita punya mesin crawling,” kata Staf Ahli Menkominfo RI Prof Henry Subiakto di Banda Aceh, Kamis (18/2/2021).

Advertisement

Sebelum 2018, dia menjelaskan Kominfo harus menunggu laporan atau pengaduan konten dari masyarakat untuk melakukan pemblokiran terhadap situs porno.

Baca juga: Mengenal Gejala Long Covid dan Dampaknya bagi Tubuh

Hal itu membuat pemblokiran menjadi lambat, bahkan hanya bisa memblokir sekitar 3 ribu situs porno dalam jangka waktu setahun. Namun, kata dia, berbeda ketika Kominfo telah memiliki mesin pengais atau crawling tersebut.

“Kalau sekarang tiga ribu situs (porno) tersebut hanya dalam satu bulan, karena memang mesin ini yang mencari, karena tunggu laporan orang tidak ada yang melaporkan, dulu ya. Kalau sekarang kami cepat sekali,” katanya.

Ia mengatakan crawling merupakan mesin yang digunakan untuk menangkal konten-konten negatif di internet. Mesin ini menghalau konten-konten seperti pornografi menyebar luas di dunia maya.

Baca juga: Foto KTP Elektronik Bisa Diganti, Ini Cara dan Syaratnya

Hingga tahun 2020, lanjut dia, angka pemblokiran situs porno mencapai 70 persen, dibandingkan dengan pemblokiran konten-konten lainnya.

“Jumlahnya (situs diblokir) saya tidak hafal ya. Pornografi, perjudian paling banyak itu, sama hoaks juga tapi tidak terlalu banyak,” katanya.

Jadi pemblokirannya ada yang aktif, Kominfo mencari pakai mesin crawling, ada juga yang pasif menunggu laporan masyarakat, pengaduan konten, termasuk penipuan online,” katanya.

Namun, menurut dia, yang membuat sulit pemblokiran tersebut ketika konten-konten negatif tersebut berada di balik aplikasi lainnya.

“Seperti bersembunyi di Twitter, maka kita harus kerjasama dengan Twitter. Jadi tidak semudah dibayangkan, karena sesuatu yang dianggap di Indonesia porno, belum tentu porno di negara lain,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement