Advertisement

Satelit Starlink Elon Musk Menyisakan Bangkai di Luar Angkasa, Jadi Ancaman untuk Ozon Bumi

Rika Anggraeni
Jum'at, 14 Juni 2024 - 15:07 WIB
Maya Herawati
Satelit Starlink Elon Musk Menyisakan Bangkai di Luar Angkasa, Jadi Ancaman untuk Ozon Bumi Ilustrasi satelit (Freepik)

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTABangkai satelit Starlink Elon Musk disebut dapat mengancam lapisan ozon Bumi. Hal ini terungkap dalam  penelitian baru dari Universitas Southern California.

Dilansir dari PCMag, Jumat (14/6/2024), satelit yang sudah tak terpakai bisa melepaskan bahan kimia yang berbahaya bagi lapisan ozon Bumi ketika satelit tersebut terbakar di atmosfer saat masuk kembali ke Bumi.

Advertisement

Semakin banyak satelit, seperti satelit dari Starlink SpaceX, yang terus diluncurkan ke orbit Bumi. Lantas, apa yang terjadi jika satelit Starlink tak terpakai dan terbakar di atmosfer Bumi?

Seperti yang dilaporkan Phys.org, yang memerkirakan bekas satelit yang berada di angkasa dapat mengancam lapisan ozon Bumi. Hal ini karena satelit akan melepaskan bahan kimia berbahaya dalam bentuk aluminium oksida ketika turun ke atmosfer. Risiko ini sebelumnya menimbulkan kekhawatiran dari kelompok lingkungan hidup.

Penelitian yang dipublikasikan di Geophysical Research Letters ini dilakukan oleh empat ilmuwan di Universitas Southern California yang ingin meneliti dampak dari apa yang disebut “mega konstelasi” terhadap potensi penipisan ozon.

Perlu diketahui, SpaceX, Amazon, dan perusahaan lain berupaya membangun konstelasi besar ini dengan meluncurkan ribuan satelit yang mengorbit rendah Bumi di tahun-tahun mendatang untuk memberi daya pada layanan internet berbasis ruang angkasa. Konstelasi ini akan diperbarui seiring berjalannya waktu ketika satelit-satelit lama mengalami deorbit.

Masalahnya, satelit-satelit ini biasanya terbuat dari aluminium, yang dapat menghasilkan bahan kimia berbahaya yang merusak ozon jika dilepaskan ke atmosfer Bumi.

BACA JUGA: Ada Wahana Baru di Wisata Gardu Pandang Merapi

“Kematian satelit berbobot 250 kg dapat menghasilkan sekitar 30 kilogram nanopartikel aluminium oksida, yang dapat bertahan selama beberapa dekade di atmosfer,” demikian dalam makalah tersebut.

Jika dikaitkan dengan jumlah sampah luar angkasa yang berasal dari satelit yang kemungkinan besar jatuh ke atmosfer Bumi dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti juga memperkirakan peningkatan senyawa aluminium oksida delapan kali lipat di atmosfer antara 2016–2022.

Dalam makalah tersebut juga diperkirakan jumlah senyawa aluminium oksida dapat meningkat lebih dari 20 kali lipat di tahun-tahun mendatang. Akibatnya akan terjadi kelebihan kadar aluminium oksida sebesar 640% di mesosfer Bumi, yang terletak di atas stratosfer, tempat sebagian besar lapisan ozon berada.

“Karena ukurannya yang kecil, produk sampingan dari masuknya kembali pesawat ruang angkasa dapat bertahan di atmosfer dan tidak diketahui sampai tingkat konsentrasi ozon mulai menurun,” tambah para peneliti.

Sayangnya, penelitian ini tidak memberikan perkiraan seberapa banyak lapisan ozon akan terkikis. Statistik saat ini menunjukkan lubang di lapisan ozon Bumi hanya meningkat sedikit dari 2022–2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dana Desa Direncanakan Bisa Dipakai untuk Program Perempuan dan Anak

News
| Rabu, 26 Juni 2024, 06:37 WIB

Advertisement

alt

Inilah Rute Penerbangan Terpendek di Dunia, Naik Pesawat Hanya Kurang dari 2 Menit

Wisata
| Sabtu, 22 Juni 2024, 11:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement