Advertisement
Tak Semua Jalur Terbang Terpantau Flightradar24, Ini Blank Spot Mereka

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Jangan dikira semua penerbangan di muka Bumi bisa dilacak oleh Flightradar24. Tak semua jalur penerbangan terpantau aplikasi penyedia layanan lacak penerbangan ini. Ada beberapa blank spot, atau area lepas pantau. Mana saja sih titik-titik lepas pantau itu?
Mikael Robertsson, pendiri Flightradar24 dan Fredrik Lindahl, CEO Flightradar24, mengatakan ada kecenderungan terjadi lonjakan rasa ingin tahu masyarakat saat media massa terus menyiarkan berita tentang bencana-bencana penerbangan yang acapkali simpang siur.
Advertisement
Namun Robertsson dan Lindahl mengatakan, jaringan mereka yang terus berkembang luas, saat ini sedang mencari cara bagaimana agar cakupan pantauan mereka benar-benar mengglobal. Cita-cita perusahaan ini, tak ada lagi sejengkal dirgantara yang dilewati pesawat lepas dari pantauan Flightradar24.
Perusahaan itu pada 2016, tercatat memiliki lebih dari 10.000 receiver yang tersebar di seluruh dunia dan memiliki coverage area dalam rentang hingga 150 sampai 200 mil. Tahun ini, perusahaan telah menambah receiver hingga total lebih dari 17.000. Jumlah ini telah cukup untuk memantau penerbangan yang melintas di atas semua daratan di Bumi.
Namun infrastruktur mereka ini tetap menyisakan celah cakupan untuk ribuan penerbangan yang melintasi samudra luas setiap harinya. “Coverage [pantauan] kami hampir meliputi semua daratan yang ada di Bumi. Tapi kami punya beberapa blankspot di China dan Afrika,” kata Robertsson dikutip ABC.
Ini berarti mereka harus menemukan cara memecahkan masalah paling sulit: mendapatkan sinyal saat pesawat terbang di tengah samudra nan luas tanpa elektrifikasi untuk mentransmit data.
Di antara pilihan solusi untuk blankspot di samudra luas, perusahaan itu sedang mempertimbangkan memasang satelit atau kapal yang dilengkapi dengan receiver. Balon juga menjadi salah satu pilihan tim Flightradar24.
“Google telah bereksperimen dengan meluncurkan balon internet-beaming ke stratosfer, sesuatu yang mungkin juga bisa menjadi solusi untuk mencapai cakupan global bagi flightradar24,” kata Robertsson.
Google, kata dia, telah mengirim ke atas langit balon-balon yang bisa bertahan selama 100 hari di angkasa. “Jadi bukan balon yang hanya bertahan di angkasa selama beberapa jam atau hari saja. Kami berpikir bagaimana bisa mengirim balon ke angkasa yang bisa bertahan selama beberapa bulan atau tahun,” ujar Robertsson.
Selain blankspot, ada beberapa pesawat yang memang sengaja diblokir dari pantauan atas alasan keamanan dan privasi. Ini termasuk sebagian besar pesawat militer dan pesawat terbang berprofil tinggi, seperti Air Force One.
Di laman resminya, Flightradar24 menuliskan setiap harinya layanan mereka mampu melacak lebih dari 180.000 penerbangan dari 1.200 maskapai penerbangan yang terbang dari atau menuju lebih dari 4.000 bandara dalam waktu bersamaan, secara realtime.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : ABC, WSJ, flightradar24
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Dugaan Pelanggaran Etik Firli Bahuri Segera Disidangkan Dewas KPK
Advertisement

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Pemkot Jogja Sabet Predikat Sangat Baik pada Anugerah Meritokrasi KASN 2023
- Sekjen PSI Temui Sultan Jogja Buntut Pernyataan Ade Armando, Begini Hasilnya
- Cuaca Hari Ini, Gunungkidul Diguyur Hujan Ringan dari Pagi hingga Malam
- Jadwal KRL Jogja Solo 8 Desember 2023 dari Stasiun Lempuyangan
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 8 Desember 2023
Advertisement
Advertisement