Advertisement
Pasar Ponsel Pintar di Indonesia Diklaim Turun

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pasar ponsel pintar Indonesia mengalami penurunan untuk pertama kalinya, setelah tumbuh 13 tahun berturut-berturut.
BACA JUGA: Pasar Smartphone 2022 Jatuh ke Level Terendah
Advertisement
Berdasarkan International Data Corporation’s (IDC) Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker, pasar smartphone Indonesia turun sebesar 14,3 persen year-over-year (yoy) menjadi 35 juta unit pada 2022. Penurunan ini menghapus seluruh pertumbuhan yang terjadi selama 3 tahun terakhir, seiring dengan turunnya market size ke level tahun 2018-2019.
Pada kuartal IV/2022, pasar smartphone mengalami penurunan sebesar 17,6 persen yoy dengan sedikit pertumbuhan 3,9 persen secara kuartalan yang mencapai 8,5 juta unit.
"Pertumbuhan secara kuartalan ini terjadi karena adanya beberapa peluncuran produk baru dan kegiatan promosi, walaupun permintaan konsumen masih lemah," ujar Associate Market Analyst IDC Indonesia Vanessa Aurelia melalui keterangan resmi yang diterima Bisnis-jaringan Harianjogja.com, Jumat (17/2/2023).
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran memberikan tekanan besar pada 2022, dengan hambatan pada rantai pasok yang menjadi faktor dominan pada semester I/2022 dan penurunan daya beli konsumen pada semester II/2022.
Faktor ekonomi seperti inflasi memiliki pengaruh besar terhadap daya beli konsumen, terutama pada masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, yang lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan primer mereka. Ada juga faktor peningkatan pengeluaran di aspek-aspek lain, seperti transportasi, seiring dengan kembalinya masyarakat ke kegiatan pre-pandemi mereka.
Dari sisi segmen harga, ponsel dengan harga kurang dari US$200 masih menguasai pasar pada 2022, berkontribusi sekitar 74 persen dari keseluruhan pasar smartphone Indonesia. Segmen inilah yang paling terdampak pada 2022, dengan penurunan sebesar 19,8 persen yoy, yang dipengaruhi faktor-faktor yang disebutkan di atas.
Di sisi lain, pada segmen mid-range (US$200 Perangkat pada kategori harga yang lebih tinggi (>US$600) mencatatkan performa yang lebih baik lagi pada 2022, dengan pertumbuhan sebesar 36,9 persen yoy, yang dipimpin oleh merek Apple dan Samsung. Pertumbuhan penjualan pada kanal online melambat seiring berlanjutnya kegiatan offline dan adanya peralihan fokus para pemain eTailers ke profitabilitas. Adapun, IDC memperkirakan pertumbuhan pada 2023 akan flat atau skenario yang lebih positif pertumbuhan di angka satu digit, di tengah dunia berjuang melawan inflasi, pergerakan kurs, ketegangan geopolitik, dan kebijakan-kebijakan moneter. Vanessa menjelaskan, konsumen akan lebih hati-hati dengan pengeluaran mereka dan perusahaan-perusahan smartphone juga akan lebih hati-hati dalam menyusun strategi, sambil mengatur ulang pendekatan mereka terhadap pasar. Ponsel pada segmen bawah akan tertekan disebabkan peralihan pengeluaran konsumennya ke area lain. Lain halnya dengan segmen-segmen premium yang diperkirakan akan lebih tahan banting karena adanya tendensi dari sisi konsumen untuk memilki ponsel yang lebih tahan lama dan memiliki spesifikasi lebih baik. "Di sisi lain, vendor-vendor smartphone juga berfokus untuk memperluas portofolio kelas atas mereka,” kata Vanessa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Resmi dari Arab Saudi! Ini Sanksi bagi Jemaah Haji Tanpa Izin
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Dinilai Lebih Menguntungkan, Warga Purwosari Gunungkidul Getol Menanam Bawang Merah
- 10 Tersangka Kasus Narkoba Ditangkap, Dari Kurir Paket Hingga Karyawan BPR
- Pembeli Tanah Pertanyakan Langkah Anak Mbah Tupon Melaporkan Dirinya ke Polda DIY
- Hore! Jaringan Internet di Kawasan Wisata Pantai Selatan Kulonprogo Diperluas
- Sampah dari Pasar Gamping yang Dibuang di Kawasan Pantai Dewa Ruci Akhirnya Dikubur
Advertisement
Advertisement