Advertisement

Promo November

Bawa Pulang Sampel dari Asteroid Berjarak 200 Juta Mil, Ilmuwan Jepang Temukan Hal Ini

Rahmad Fauzan
Kamis, 28 November 2024 - 22:07 WIB
Arief Junianto
Bawa Pulang Sampel dari Asteroid Berjarak 200 Juta Mil, Ilmuwan Jepang Temukan Hal Ini Penampakan asteroid Ryugo - X.com

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Para ilmuwan Jepang menemukan mikroorganisme merayap di atas sampel yang diambil dari asteroid bernama Ryugu yang berjarak 200 juta mil dari bumi.

Mengutip Live Science, sampel tersebut merupakan bagian dari batu seberat 0,2 ons (5,4 gram) yang dikumpulkan oleh pesawat luar angkasa Hayabusa2 milik Jepang dari permukaan asteroid Ryugu dan dibawa kembali ke Bumi pada 2020.

Advertisement

Setelah pesawat ruang angkasa itu kembali ke bumi, para peneliti membuka batu tersebut di ruang vakum yang berada di dalam ruang bersih untuk mencegah kontaminasi, sebelum menyimpannya di ruangan yang diisi dengan nitrogen bertekanan.

Kemudian, sampel itu ditempatkan di dalam wadah yang diisi nitrogen untuk dikirim ke seluruh dunia guna dianalisis. "Keberadaan mikroorganisme dalam meteorit telah digunakan sebagai bukti kehidupan luar angkasa. Tetapi potensi kontaminasi dari Bumi membuat interpretasi ini sangat kontroversial," tulis para peneliti dalam studi tersebut.

Penemuan ini juga menekankan bahwa organisme bumi dapat dengan cepat menjajah spesimen luar angkasa, meskipun telah dilakukan langkah-langkah pengendalian kontaminasi.

Selain menunjukkan pentingnya prosedur dekontaminasi yang sangat ketat untuk sampel dari luar angkasa, para peneliti juga menyatakan studi mereka menyoroti kemampuan adaptasi luar biasa mikroba.

BACA JUGA: Duh, Ada Asteroid Sepanjang 30 Meter Dekati Bumi

Entitas yang dengan cepat mengonsumsi materi organik dari mana saja, tanpa memandang planet asalnya. Setelah menerima sampel mereka, yang dikirim dari Jepang ke Inggris di dalam wadahnya, para peneliti memindai batu luar angkasa tersebut menggunakan sinar-X dan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan bakteri di permukaannya.

Kemudian, setelah 3 pekan, mereka memindahkan sampel itu ke dalam resin, lalu mempelajarinya lebih rinci 1 pekan kemudian menggunakan mikroskop elektron pemindai. Secara mengejutkan, hasil penelitian mereka mengungkapkan adanya batang dan filamen materi organik yang berlimpah di permukaan sampel.

Tetapi yang mengecewakan bagi para peneliti, tingkat pertumbuhan, bentuk, dan kemunculan mendadak bakteri tersebut sangat mirip dengan mikroba yang ditemukan di Bumi, menunjukkan bahwa sampel tersebut kemungkinan terkontaminasi setelah ditempatkan di dalam resin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Homliv Rayakan Hari Menanam Pohon Indonesia di Desa Wisata Krebet Bantul

News
| Kamis, 28 November 2024, 22:57 WIB

Advertisement

alt

Belajar Harmonisasi Tari Saman di Indonesia IHC Festival

Wisata
| Selasa, 26 November 2024, 19:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement