Advertisement
Bawa Pulang Sampel dari Asteroid Berjarak 200 Juta Mil, Ilmuwan Jepang Temukan Hal Ini

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Para ilmuwan Jepang menemukan mikroorganisme merayap di atas sampel yang diambil dari asteroid bernama Ryugu yang berjarak 200 juta mil dari bumi.
Mengutip Live Science, sampel tersebut merupakan bagian dari batu seberat 0,2 ons (5,4 gram) yang dikumpulkan oleh pesawat luar angkasa Hayabusa2 milik Jepang dari permukaan asteroid Ryugu dan dibawa kembali ke Bumi pada 2020.
Advertisement
Setelah pesawat ruang angkasa itu kembali ke bumi, para peneliti membuka batu tersebut di ruang vakum yang berada di dalam ruang bersih untuk mencegah kontaminasi, sebelum menyimpannya di ruangan yang diisi dengan nitrogen bertekanan.
Kemudian, sampel itu ditempatkan di dalam wadah yang diisi nitrogen untuk dikirim ke seluruh dunia guna dianalisis. "Keberadaan mikroorganisme dalam meteorit telah digunakan sebagai bukti kehidupan luar angkasa. Tetapi potensi kontaminasi dari Bumi membuat interpretasi ini sangat kontroversial," tulis para peneliti dalam studi tersebut.
Penemuan ini juga menekankan bahwa organisme bumi dapat dengan cepat menjajah spesimen luar angkasa, meskipun telah dilakukan langkah-langkah pengendalian kontaminasi.
Selain menunjukkan pentingnya prosedur dekontaminasi yang sangat ketat untuk sampel dari luar angkasa, para peneliti juga menyatakan studi mereka menyoroti kemampuan adaptasi luar biasa mikroba.
BACA JUGA: Duh, Ada Asteroid Sepanjang 30 Meter Dekati Bumi
Entitas yang dengan cepat mengonsumsi materi organik dari mana saja, tanpa memandang planet asalnya. Setelah menerima sampel mereka, yang dikirim dari Jepang ke Inggris di dalam wadahnya, para peneliti memindai batu luar angkasa tersebut menggunakan sinar-X dan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan bakteri di permukaannya.
Kemudian, setelah 3 pekan, mereka memindahkan sampel itu ke dalam resin, lalu mempelajarinya lebih rinci 1 pekan kemudian menggunakan mikroskop elektron pemindai. Secara mengejutkan, hasil penelitian mereka mengungkapkan adanya batang dan filamen materi organik yang berlimpah di permukaan sampel.
Tetapi yang mengecewakan bagi para peneliti, tingkat pertumbuhan, bentuk, dan kemunculan mendadak bakteri tersebut sangat mirip dengan mikroba yang ditemukan di Bumi, menunjukkan bahwa sampel tersebut kemungkinan terkontaminasi setelah ditempatkan di dalam resin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Hasil Kunjungan Presiden Prabowo: Indonesia dan Arab Saudi Sepakati Investasi Senilai Rp437 Triliun
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Pemulangan Jenazah Mahasiswa KKN-PPM UGM Korban Kapal Tenggelam Menunggu Pihak Keluarga
- Program Rumat Sampah dari Rumah Mampu Atasi Masalah Sampah di Purwokinanti Jogja
- Tabrakan Mobilio vs Fortuner di Jalan Nasional di Gunungkidul, Seluruh Penumpang Dilarikan ke Rumah Sakit
- Pelatih PSIM Jogja Van Gastel Soroti Perbedaan Sepak Bola Indonesia dan Belanda, Singgung Pembinaan Usia Dini
- Masih Ada Sekolah Negeri Kekurangan Siswa di Kota Jogja, Hasto Wardoyo Upayakan Peningkatan Kualitas
Advertisement
Advertisement