Advertisement

PHK Massal Melanda Industri Komponen Otomotif Nasional

Rizqi Rajendra
Selasa, 26 Agustus 2025 - 21:17 WIB
Jumali
PHK Massal Melanda Industri Komponen Otomotif Nasional Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) - ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) buka-bukaan mengenai kondisi industri komponen otomotif Tanah Air yang kini dilanda badai pemutusan hubungan kerja (PHK).

BACA JUGA: Diduga Terkait Royalti, Stasiun Balapan Solo Tak Lagi Putar Lagu Bengawan Solo

Advertisement

Sekretaris Jenderal GIAMM Rachmat Basuki mengonfirmasi bahwa terjadi PHK massal di beberapa perusahaan komponen otomotif, sejalan dengan lesunya penjualan kendaraan di pasar domestik.

"Benar, beberapa anggota GIAMM ada yang mengurangi jumlah karyawan karena penurunan domestik market," ujar Basuki kepada Bisnis, Selasa (26/8/2025).

Lebih lanjut dia mengatakan, kondisi itu diperparah dengan banjir impor mobil listrik (battery electric vehicle/BEV) secara utuh alias completely built up (CBU) yang kian menggerus penjualan komponen lokal.

"Sudah market turun, ditambah banyaknya CBU masuk, baik EV maupun truk. Artinya suplai anggota GIAMM ke pabrikan mobil semakin sedikit," jelasnya.

Mengacu data Gaikindo, sepanjang Januari-Juli 2025, total penjualan mobil wholesales sebanyak 435.390 unit, atau merosot 10,1% (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebanyak 484.250 unit.

Penjualan mobil secara ritel pun menyusut 10,8% menjadi 453.278 unit, dibandingkan pada 7 bulan pertama 2024 yang sebanyak 508.041 unit.

Di lain sisi, penjualan wholesales mobil listrik murni pada 7 bulan pertama 2025 tembus sebanyak 42.178 unit. Bahkan, angka itu nyaris melampaui capaian penjualan mobil listrik sepanjang 2024 di angka 43.188 unit.

Sementara itu, ada enam perusahaan yang terdaftar dalam program insentif impor mobil listrik, di antaranya yakni BYD, VinFast, Geely, XPeng, GWM, dan PT National Assemblers.

Kendati demikian, Basuki mengatakan, sejauh ini belum diketahui berapa jumlah karyawan perusahaan komponen yang terdampak PHK massal tersebut.

"Kalau data angka spesifik, anggota GIAMM tidak memberikan ke kami, informasi yang diterima bervariasi antara 3% sampai 23% [karyawan terdampak]," katanya.

Alhasil, GIAMM pun berharap bahwa pemerintah dapat memberikan insentif untuk menggenjot penjualan mobil domestik seperti saat pandemi Covid-19 silam.

Sebagai pengingat, pada awal 2022, pemerintah kembali memperpanjang kebijakan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Ditanggung Pemerintah (DTP) sebagai bagian dari stimulus pemulihan industri otomotif nasional. Terbukti, penjualan mobil pada 2022 tembus di atas 1 juta unit.

"Yang pasti harapan GIAMM, kalau bisa ada insentif yang bisa menaikkan pasar, seperti zaman Covid-19. Pemberian PPnBM-DTP untuk kendaraan yang punya TKDN di atas 60%, akan sangat membantu supplier otomotif dalam negeri," pungkas Basuki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Penjelasan Polda Metro Jaya Soal Massa Aksi Ditangkap di Restoran

Penjelasan Polda Metro Jaya Soal Massa Aksi Ditangkap di Restoran

News
| Selasa, 26 Agustus 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Wisata
| Rabu, 20 Agustus 2025, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement