Advertisement
Kebijakan Visa Trump Bikin Waswas Microsoft, Alphabet hingga Amazon
Donald Trump / Instagram realdonaldtrump
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kebijakan visa yang dirilis oleh Presiden AS Donald Trump membuat sejumlah pihak seperti Microsoft, Alphabet hingga Amazon waswas dengan nasib karyawannya.
Dilansir dari Bisnis, Minggu (21/9/2025), Trump merilis kebijakan anyar berupa pengenaan biaya pendaftaran visa H-1B sebesar US$100.000 dan berlaku pada hari ini waktu setempat.
Advertisement
Adapun, visa H-1B merupakan jalur utama pekerja asing masuk ke Negeri Paman Sam. Visa ini juga digunakan oleh perusahaan teknologi untuk memboyong talenta terbaik dari luar AS.
BACA JUGA: Selain Sukabumi, Bogor Juga Diguncang 3 Kali Gempa Bumi
Tak heran bila perusahaan teknologi besar pun segera mengirim peringatan kepada karyawan. Peringatan disampaikan melalui pesan kepada karyawan yang terdampak. Perusahaan dan pengacara imigrasi mendesak pemegang visa saat ini agar berhati-hati.
Di sisi lain, kebijakan yang terbit mendadak pada Jumat (19/9/2025) itu sebenarnya ditujukan bagi visa baru. Alhasil, visa yang berlaku saat ini dan perpanjangan tak dikenakan biaya tersebut.
Namun, sejumlah perusahaan merespons dengan sikap yang lebih ketat, termasuk perusahaan keuangan dan firma konsultan. Ernst & Young LLP, misalnya, menyarankan pemegang visa untuk kembali ke AS pada Sabtu (20/9/2025).
"Panduan berkelanjutan kami adalah membatasi perjalanan internasional sebisa mungkin, apa pun jenis visanya," demikian isi email tersebut.
Rakhel Milstein, seorang pengacara imigrasi yang mendirikan Milstein Law Group, pun memperkirakan kekacauan muncul dari kebijakan ini. Dia menelepon pemegang visa di perusahaan teknologi, kelompok nirlaba, dan perusahaan lainnya yang memiliki talenta asing.
"Kami punya klien yang baru saja mendapatkan stempel visa di konsulat di India, dan sekarang mereka akan mengambil paspor mereka kembali pada hari Senin," ujarnya.
Milstein pun memperkirakan kebijakan baru itu akan dibawa ke meja hijau dengan putusan kilat. Pemerintahan Trump menganggap perubahan tersebut sebagai bagian dari upaya memperkuat aplikasi visa yang sah sekaligus memberantas penyalahgunaan.
Namun, perusahaan-perusahaan diam-diam khawatir bahwa biaya sebesar $100.000 akan menghambat kebutuhan perekrutan talenta. Di tengah kekhawatiran ini, Trump sebelumnya memastikan bahwa perusahaan teknologi tak keberatan dengan aturan anyar itu.
"Semua orang akan bahagia dan kita akan mampu mempertahankan orang-orang yang sangat produktif di negara kita," kata Trump.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Istri Pegawai Pajak Diculik, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak
Advertisement
Cara Bersihkan Koper Usai Liburan agar Bebas Bakteri dan Bau
Advertisement
Berita Populer
- HIPMI: Embarkasi Haji Berpeluang Dongkrak Ekonomi Kulonprogo
- Purnawirawan dan Tokoh Masyarakat Ziarah Makam Jenderal Soedirman
- BLT Cukai Tembakau Disalurkan untuk 1.300 Petani Gunungkidul
- Aktivis Jogja Gelar Aksi Tolak Pemberian Gelar Pahlawan Soeharto
- Merekam Perempuan dalam Ruang Demokrasi Lewat Pameran Arsip
Advertisement
Advertisement



