Advertisement
Penjualan Mobil LCGC Lesu, Pasar Terdorong EV Murah
Petugas mengecek mobil mobil low cost green car (LCGC) Honda Brio baru di gudang Honda Pradana Sawangan, Depok, Jawa Barat, Senin (25/9/2023). Bisnis - Arief Hermawan P.
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Penjualan mobil murah ramah lingkungan (LCGC) Januari-Oktober 2025 melemah hingga 34,8% YoY. Gelombang mobil listrik murah mulai menekan segmen LCGC.
Pakar Otomotif dan Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menjelaskan ada beberapa faktor penyebab pasar LCGC melemah, di antaranya yakni turunnya daya beli masyarakat hingga maraknya mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) di kisaran harga Rp200 jutaan.
Advertisement
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales LCGC sebanyak 97.556 unit pada 10 bulan 2025. Angka itu masih terkoreksi signifikan 34,8% (year-on-year/YoY) dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 149.583 unit.
Di lain sisi, total penjualan wholesales mobil listrik murni (BEV) selama 10 bulan 2025 mencapai 69.146 unit. Angka itu melonjak jauh dibandingkan capaian sepanjang 2024 yang sebanyak 43.188 unit.
BACA JUGA
"Penyebab pertama, melemahnya daya beli middle-low akibat penyusutan populasi kelas menengah kita sebesar 16,6% sejak 2019, ditambah dengan inflasi 4,11% yang membuat segmen target pasar terbesar dan captive market APM Jepang ini semakin sensitif dan kritis terhadap harga," ujar Yannes kepada JIBI/Bisnis Indonesia, dikutip Minggu (16/11/2025).
Faktor kedua, kenaikan harga LCGC dari kisaran Rp80 juta pada 2013 hingga tembus Rp200 jutaan lebih saat ini, dipicu oleh biaya produksi, pertambahan margin profit tahunan dan insentif fiskal yang tidak optimal.
Di sisi lain, gelombang kendaraan listrik murah mulai menekan pasar LCGC, dipicu kehadiran city car kecil seperti Wuling Air EV yang sempat melonjak populer saat awal debutnya, dengan banderol di kisaran Rp184 juta–Rp200 jutaan.
Persaingan menguat seusai Seres E1 meluncur pada rentang harga Rp189 juta–Rp219 jutaan, diikuti masuknya mini SUV VinFast VF 3 yang menawarkan paket lebih agresif pada kisaran Rp227 juta.
Tekanan terhadap segmen mobil LCGC semakin besar ketika BYD Atto 1 hadir dengan harga Rp195 juta–Rp235 jutaan. Model ini menawarkan dimensi sekelas LCGC bermesin bensin, namun dengan spesifikasi yang jauh lebih unggul, ditambah insentif PPN 1% yang membuatnya semakin kompetitif di pasar.
Persaingan kian memanas setelah Jaecoo J5 EV dari Grup Chery ikut masuk pada rentang Rp249 juta–Rp299 jutaan. Serangkaian model baru yang hadir dalam waktu cepat ini mulai menggerus dominasi LCGC yang selama bertahun-tahun dikuasai merek Jepang, seperti Toyota, Daihatsu dan Honda.
Beban pajak domestik turut memperberat tekanan pada segmen kendaraan LCGC. Penerapan PPN 12% dan pajak daerah (opsen) hingga 12,5% membuat harga LCGC berbasis mesin bensin kian menjauh dari daya beli konsumen middle income.
Menurutnya, kombinasi tarif tersebut menjadikan harga akhir LCGC semakin tidak rasional dibandingkan fitur dan teknologi yang ditawarkan, terutama ketika pasar mulai terbiasa dengan opsi EV murah yang mendapat insentif lebih ringan.
Ketidakpastian ekonomi makro menjadi pemicu terbesar melemahnya permintaan di kelas menengah. Daya beli yang tergerus dalam jangka panjang membuat konsumen memilih menahan belanja dan menyimpan likuiditas, sementara investor baru turut menghindari pasar yang dinilai belum stabil.
"Akumulasi seluruh faktor mulai dari tekanan kompetisi, kebijakan fiskal, hingga kondisi ekonomi ini pada akhirnya memperlambat pemulihan penjualan kendaraan ICE yang masih mengandalkan model bisnis lama dan pola 'business as usual'," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Mobil Tertemper KA Batara Kresna, KAI Imbau Hindari Perlintasan Liar
- Strategi Baru Dispar Bantul untuk Kuatkan Desa Wisata
- Sleman Perbaiki Jalan dan Turunkan Tim Pemantau Jelang Nataru
- BPBD Sleman Pastikan Ribuan Sukarelawan Terlindungi BPJS
- Layanan Akhir Pekan Dorong Lonjakan Aktivasi IKD di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement





