Advertisement

Keamanan Diabaikan, Meta Disorot soal Iklan Penipuan China

Jumali
Senin, 29 Desember 2025 - 16:47 WIB
Jumali
Keamanan Diabaikan, Meta Disorot soal Iklan Penipuan China Logo Meta. Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Meta tengah disorot setelah laporan investigasi mengungkap dugaan pembiaran iklan penipuan asal China demi menjaga pendapatan iklan perusahaan.

Laporan investigasi Reuters mengungkapkan bahwa sepanjang 2024, Meta meraup lebih dari US$3 miliar atau setara Rp50 triliun dari iklan bermasalah asal Negeri Tirai Bambu. Angka ini menyumbang hampir 19% dari total pendapatan iklan Meta dari China—sebuah ironi mengingat platform tersebut justru diblokir di negara asalnya.

Advertisement

Sumber pendapatan ini disebut berasal dari berbagai konten berbahaya, mulai dari penipuan investasi, pornografi, perjudian ilegal, hingga aktivitas terlarang lainnya. Padahal, Meta sebelumnya telah membentuk tim khusus anti-penipuan untuk menangani serangan iklan dari China.

Meski tim tersebut sempat berhasil menekan angka iklan penipuan hingga ke level 9% pada paruh kedua 2024, operasional mereka justru dihentikan. Berdasarkan laporan New York Post, pembubaran tim ini merupakan bagian dari restrukturisasi internal yang diduga melibatkan arahan langsung Mark Zuckerberg.

"Penghentian operasi tim sejalan dengan perubahan strategi integritas perusahaan," tulis dokumen internal yang dikutip pada Senin (29/12/2025).

Dampak dari pembubaran tim tersebut langsung terasa. Pada pertengahan 2025, kontribusi iklan penipuan dari China kembali melonjak menjadi 16% dari total pendapatan Meta di wilayah tersebut. China pun kini diidentifikasi sebagai sumber tunggal terbesar iklan penipuan global di platform Meta.

Sejumlah staf Meta kabarnya sempat menyuarakan kekhawatiran atas iklan yang mempromosikan konten seksual, senjata, hingga kekerasan terhadap hewan. Namun, tindakan tegas urung dilakukan karena kekhawatiran akan hilangnya pendapatan perusahaan. Kondisi ini memicu kritik tajam mengenai adanya sistem "bayar untuk melanggar", di mana pengiklan berisiko tinggi tetap diizinkan beroperasi dengan biaya iklan yang lebih mahal.

Juru bicara Meta, Andy Stone, membantah keras tuduhan bahwa Zuckerberg menghalangi penegakan aturan. Ia mengeklaim bahwa dalam 18 bulan terakhir, Meta telah menolak atau menghapus sedikitnya 245 juta iklan yang melanggar kebijakan.

Namun, efektivitas penegakan aturan ini diragukan oleh firma konsultan Propellerfish. Mereka menilai langkah Meta jauh tertinggal dibandingkan pesaingnya seperti TikTok dan Google. Data dari SafelyHQ bahkan memperkuat hal ini dengan fakta bahwa 85% korban penipuan melaporkan Facebook sebagai sumber awal kasus yang mereka alami.

Akibat situasi yang kian mengkhawatirkan ini, sejumlah Senator Amerika Serikat kini mulai mendesak dilakukannya penyelidikan federal terhadap Meta atas dugaan kelalaian yang disengaja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Trump Klaim 95 Persen Rencana Damai Rusia-Ukraina Telah Disepakati

Trump Klaim 95 Persen Rencana Damai Rusia-Ukraina Telah Disepakati

News
| Senin, 29 Desember 2025, 19:17 WIB

Advertisement

Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar

Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar

Wisata
| Senin, 29 Desember 2025, 19:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement