Advertisement
Data Kemenkes Bocor, Pakar Sebut Bukan Data Pasien Covid-19

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pada Kamis (6/1/2022), publik dibuat heboh dengan kebocoran data pasien Covid-19 milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Tidak hanya data pribadi pasien, data yang dijual bebas di situs RaidForum itu juga meliputi rekam medis pasien yang dikumpulkan dari berbagai rumah sakit. Jumlah pasien yang datanya ditemukan bocor mencapai 6 juta pasien dengan ukuran mencapai 720GB.
Advertisement
Chairman Communication & Information System Security Research Center) Pratama Dahlian Persadha mengatakan data yang bocor dari peladen (server) Kemenkes sebenarnya bukan hanya data pasien Covid-19. Sebab, foto-foto yang terdapat pada data tersebut sebagian besar tidak seperti pasien Covid-19.
"Dari foto yang ada itu, kemungkinan besar seperti korban kecelakaan ataupun penyakit keras. Kemungkinan memang bukan pasien yang terkena Covid-19," katanya kepada Bisnis, Jumat (7/1/2021)
Pratama menyebut dugaan itu merujuk pada sampel yang diberikan oleh penjual data sebesar 3.26GB. Sampel tersebut memperlihatkan foto dan video pasien yang tidak pantas untuk dipublikasikan atau tidak etis.
Selain itu, dari sampel tersebut juga ditemukan informasi rujukan, termasuk SISRUTE (Sistem Informasi Rujukan Terpadu) yang dimiliki oleh Kemenkes. Data yang bocor tersebut berasal dari berbagai rumah sakit di Indonesia
"Walaupun Kemenkes belum memberikan pernyataan, namun kebocoran 720 GB data dan 6 juta pasien diyakini berasal dari server Kemenkes. Karena tidak mungkin ini berasal dari rumah sakit daerah, didalamnya terdapat ribuan data rumah sakit yang terkumpul menjadi satu," tutur Pratama.
Merujuk pada kasus sebelumnya yaitu kebocoran eHAC yang lalu, Pratama menilai Kemenkes memang lemah dari sisi penjagaan infrastruktur teknologi informasinya. Tentunya, hal ini membuka peluang kemungkinan banyak lubang keamanan yang dimanfaatkan oleh peretas.
Salah satu kekurangan yang cukup serius juga adalah tata kelola manajemen keamanan siber yang masih lemah. Sebagai contoh, pada kasus eHAC Kemenkes, pelaporan adanya kebocoran data sampai dua kali tidak direspon oleh tim terkait di Kemenkes.
"Baru setelah laporan dilakukan ke BSSN, dalam waktu dua hari sistem eHAC di takedown. Ini pun harusnya bisa dilakukan langkah segera dalam hitungan jam," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru KRL Solo Jogja Hari Ini, Minggu 11 Mei 2025, Berangkat dari Stasiun Palur hingga Lempuyangan
- Jangan Sampai Telat, Jadwal SIM Ditlantas Polda DIY Selama Mei 2025
- Jadwal Prameks Jogja-Kutoarjo Terbaru Hari Ini, Minggu 11 Mei 2025, Naik dari Stasiun Tugu hingga Kutoarjo
- Jadwal dan Lokasi SIM Keliling di Sleman Selama Mei 2025
- Jadwal KA Bandara Jogja Terbaru Hari Ini, Minggu 11 Mei 2025, Naik dari Stasiun Tugu Jogja hingga YIA
Advertisement