Advertisement

Penjelasan Ilmuwan Tentang Durasi Waktu dalam Sehari Jadi Lebih Panjang

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 06 Oktober 2022 - 07:57 WIB
Sirojul Khafid
Penjelasan Ilmuwan Tentang Durasi Waktu dalam Sehari Jadi Lebih Panjang Ilustrasi waktu

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Para ilmuwan melaporkan bahwa durasi waktu dalam satu hari menjadi lebih panjang. Temuan ini diprediksi karena efek perubahan iklim.

Sebuah tim ilmuwan yang dipimpin oleh Profesor Adam Scaife dari Universitas Exeter, telah menggunakan pemodelan matematika mutakhir untuk menunjukkan bagaimana fluktuasi panjang hari menjadi lebih panjang dibandingkan setahun yang lalu.

Advertisement

Tim menyarankan peramalan jangka panjang ini juga berasal dari sumber atmosfer baru untuk prediktabilitas jangka panjang cuaca dan perubahan iklim. Yang terpenting, penelitian menunjukkan hubungan definitif antara geodesi - atau secara akurat mengukur dan memahami bentuk, ukuran, orientasi dan gravitasi di Bumi dan prediksi iklim.

Studi ini dipublikasikan dalam jurnal terkemuka Nature Geoscience pada Senin, 3 Oktober 2022. Profesor Scaife, seorang ahli iklim dari departemen Matematika Universitas Exeter mengatakan meskipun perubahan panjang hari kecil, perubahan itu penting untuk aplikasi yang membutuhkan pengukuran waktu yang sangat akurat seperti GPS. Momentum sudut telah lama diketahui memainkan peran mendasar dalam struktur dan variabilitas atmosfer bumi.

BACA JUGA: Daftar Fenomena Langit Sepanjang Oktober 2022: Hujan Meteor dan Gerhana Matahari

Saat Bumi berputar di sekitar porosnya, massa dan rotasi keseluruhannya tampak seperti rotasi yang stabil. Namun, perubahan angin permukaan dan perubahan pola tekanan tinggi dan rendah dapat mengubah ini dan jika atmosfer bertambah cepat karena angin yang lebih kuat, rotasi bumi akibatnya melambat, menyebabkan durasi panjang hari meningkat.

Namun, sampai sekarang prediktabilitas jangka panjang dari fluktuasi panjang hari ini tidak diketahui. Studi baru menunjukkan bahwa fluktuasi momentum sudut atmosfer dan panjang hari dapat diprediksi hingga lebih dari satu tahun ke depan dan bahwa perubahan atmosfer memiliki pengaruh penting pada cuaca dan iklim regional.

Menggunakan berbagai prakiraan dari model iklim dinamis, para ilmuwan mampu memprediksi sinyal di atmosfer yang menyebar perlahan dan koheren menuju kutub.

Sinyal-sinyal ini mendahului perubahan iklim ekstratropis melalui Osilasi Atlantik Utara dan aliran jet ekstratropis. Temuan baru ini menunjukkan sumber prediktabilitas jangka panjang dari dalam atmosfer yang akan membantu kita memahami dan memprediksi cuaca dan iklim dengan lebih baik.

BACA JUGA: Aset Rp10,4 Triliun Xiaomi Disita India, Ini Tanggapannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

AS Disebut-sebut Bakal Memberikan Paket Senjata ke Israel Senilai Rp16 Triliun

News
| Sabtu, 20 April 2024, 17:37 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement