Advertisement
Ini yang Perlu Dilakukan untuk Menangkal Serangan Siber
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Akhir-akhir ini marak kabar yang menyebut kebocoran data ke publik. Keamanan digital menjadi penting dilakukan di era digital seperti saat ini.
Mengamankan aset data pemerintah maupun perusahaan dari serangan ransomware bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan vulnerability assessment dan penetration testing.
Advertisement
BACA JUGA: Belum Percaya Data Paspor Bocor, Ini yang akan Dilakukan Kemenkominfo
Lalu, seberapa penting mengamankan aset perusahaan dari serangan siber?
Aset merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan dan bernilai ekonomi. Aset-aset ini dapat berupa barang fisik maupun digital. Pada era industri 4.0, data menjadi salah satu aset perusahaan paling penting untuk dijaga keamanannya.
Namun, dengan adanya risiko keamanan dan kejahatan siber menjadi ancaman signifikan bagi perusahaan, terutama dengan adanya ancaman ransomware.
Ransomware merupakan salah satu jenis malware yang dirancang untuk mengenkripsi darat atau sistem korban. Kemudian penyerang akan meminta tebusan untuk mengembalikan akses kepada korban.
Serangan ini tidak hanya dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar, tetapi juga berdampak pada kerusakan operasional perusahaan dan merusak reputasi mereka.
BACA JUGA: Guru Besar UGM Ingatkan Pentingnya Kekebalan Digital
Fungsional Sandiman Muda Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Ricky Aji Pratama mengatakan serangan siber di Indonesia ternyata paling banyak berjenis ransomware, dengan sektor target tertinggi ada di pemerintahan. Bahkan, katanya, data serangan ransomware pada tahun 2019 mencapai 187,9 juta serangan, termasuk di Indonesia.
"Yang lebih parahnya lagi, masih tercatat sebanyak 157.209 aset perusahaan yang masih terekspos di internet dan belum dilakukan patching dengan baik,” lanjut Ricky dalam acara webinar Widya Security dengan tajuk “TechTalks #63: Penerapan Sistem Manajemen Keamanan Informasi bagi Organisasi Berdasarkan Standar ISO 27001" melalui keterangan pers, Rabu (19/7/2023).
Menurutnya, penerapan ISO 27001 sebagai standarisasi dalam keamanan informasi perusahaan penting dilakukan. Alasannya, serangan ransomware dapat terjadi melalui berbagai metode, seperti kejahatan email phishing yang menyerang pihak perusahaan yang tidak memiliki wawasan yang baik mengenai cyber security awareness.
"Adanya celah keamanan sistem juga memungkinkan untuk dieksploitasi pelaku kejahatan siber dengan me ransomware," ujarnya.
Langkah terbaik dalam meningkatkan keamanan data aset perusahaan dari ransomware yaitu menerapkan sistem manajemen keamanan informasi (SMKI) sesuai dengan Standar ISO 27001.
Praktisi Keamanan Siber atau Pakar Keamanan Siber Tri Febrianto mengatakan bagi perusahaan yang ingin meningkatkan kredibilitas dengan mendapatkan sertifikasi ISO 27001, melakukan penetration testing atau pentest adalah salah satu persyaratan utama.
BACA JUGA: Cegah Kebocoran Data Terus Berulang, Indonesia Butuh Otoritas Pengawas PDP
Standar ISO 27001 adalah standar internasional yang membantu perusahaan dalam melindungi data dan informasi sensitif dari ancaman internal dan eksternal.
"Pentest penting untuk mendeteksi celah keamanan sistem dan mitigasi yang tepat untuk mencegah serangan ransomware, sehingga perusahaan memenuhi persyaratan standar internasional dan dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kemenag Sebut Indeks Kerukunan Umat Beragama Naik Jadi 76,47
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pendaftaran PPPK di Sleman Telah Dibuka, Ini Rincian Formasi yang Dibutuhkan
- Usai Bongkar Bangunan Semi Permanen di Area Bong Suwung Jogja, Ini yang Akan Dilakukan PT KAI
- Peredaran Jamu yang Mengandung Bahan Kimia Meningkat di DIY
- Cabup/Cawabup Batal Hadiri Sosialisasi Pilkada di Gunungkidul Night Carnival
- Ada Lowongan PPPK di Kabupaten Sleman, Segini Besaran Gaji yang Diterima Tiap Bulannya
Advertisement
Advertisement