Advertisement

Cara Menginvestigasi Identitas Akun Kontroversial di Medsos

Sunartono
Selasa, 24 September 2024 - 09:47 WIB
Sunartono
Cara Menginvestigasi Identitas Akun Kontroversial di Medsos Pakar Digital Forensik Universitas Islam Indonesia (UII) Yudi Prayudi. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pakar Digital Forensik Universitas Islam Indonesia (UII) Yudi Prayudi membagikan cara mengetahui atau melakukan investigasi terhadap akun kontroversial yang sering ditemukan di medsos. Ada sejumlah tantangan yang sering dihadapi dalam proses investigasi kepemilikan akun anonim.

Penggunaan alat anonimitas seperti VPN dan Tor dapat menghalangi pelacakan alamat IP yang akurat. Selain itu, kebijakan privasi platform media sosial sering kali melindungi data pengguna.

Advertisement

Pertama, Analisis Metadata dan Log Aktivitas. Setiap aktivitas di akun media sosial baik itu mengunggah konten, mengomentari, atau sekadar login selalu meninggalkan jejak digital yang tercatat dalam log aktivitas platform. Log ini biasanya mencakup alamat IP yang digunakan oleh pemilik akun dapat memberikan petunjuk mengenai lokasi fisik dari aktivitas akun tersebut.

BACA JUGA : Peretas PDN Akan Kembalikan Data Secara Gratis, Minta Maaf ke Masyarakat Indonesia

Serta informasi kapan aktivitas tertentu dilakukan dapat membantu merangkai kronologi penggunaan akun dan User-Agent yang memberikan informasi mengenai jenis perangkat, browser, atau sistem operasi yang digunakan untuk mengakses akun.

"Dengan menganalisis data ini, dapat melacak asal geografi serta perangkat yang digunakan oleh pemilik akun. Namun, kendala sering muncul apabila pengguna akun menggunakan VPN atau proxy untuk menyembunyikan alamat IP asli mereka," kata Yudi dikutip Selasa (24/9/2024).

Kedua, lanjut Yudi, Pelacakan Alamat IP. Alamat IP bisa mengidentifikasi lokasi geografis pengguna akun. Selain itu, jika untuk kepentingan penyidikan penyedia layanan internet dapat dimintai bantuan untuk mengungkap siapa yang menggunakan IP tersebut pada waktu tertentu. Namun, teknik ini tidak selalu mudah. Banyak pengguna akun anonim memanfaatkan VPN atau proxy untuk menyembunyikan lokasi asli mereka.

Ketiga, Analisis Forensik Perangkat. Jika perangkat yang digunakan untuk mengakses akun dapat diidentifikasi, analisis forensik bisa dilakukan untuk menemukan bukti-bukti tambahan. Data seperti riwayat browser, cache, dan log aplikasi dapat memberikan informasi berharga mengenai aktivitas akun di perangkat tersebut. Selain itu, artefak digital seperti screenshot
atau file sementara juga bisa memberikan petunjuk tambahan.

"Keempat, Verifikasi Akun melalui Data Terhubung. Banyak akun media sosial yang terhubung dengan nomor telepon atau email untuk keperluan pendaftaran atau otentikasi dua faktor. Informasi ini dapat diminta dari platform melalui jalur hukum, seperti subpoena atau perintah pengadilan, guna membantu mengidentifikasi pemilik akun," katanya.

Kelima, Open-Source Intelligence (OSINT). Teknik OSINT memungkinkan untuk mengumpulkan informasi dari sumber terbuka di internet. Ini termasuk menelusuri postingan lama, foto, atau data pribadi lain yang mungkin terungkap secara tidak sengaja oleh pemilik akun. Pola komunikasi, gaya penulisan, atau topik yang sering dibahas di akun tertentu dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang identitas pemilik.

BACA JUGA : Kronologi Kasus Penggerebekan Keripik Pisang Narkoba di Bantul

Keenam, Analisis Gaya Penulisan (Linguistic Analysis). Gaya bahasa atau pola penulisan dari akun media sosial bisa
dibandingkan dengan tulisan atau postingan lain yang diketahui berasal dari individu yang dicurigai. Teknik ini disebut sebagai forensik linguistik, yang memungkinkan penyidik menemukan kesamaan gaya penulisan di berbagai platform dan mengaitkannya dengan orang tertentu.

Ia menambahkan teknik ketujuh, bisa dilakukan dengan Jejak Digital dan Keterkaitan Akun Lintas Platform. Sering kali, pengguna menghubungkan akun mereka di satu platform dengan akun lain, misalnya melalui email atau media sosial lain.

"Penyidik dapat menggunakan koneksi ini untuk mengungkap hubungan lintas platform yang mungkin memberikan informasi lebih lanjut tentang identitas asli pemilik akun. Interaksi antar-akun, baik melalui pesan langsung maupun komentar publik, juga bisa dianalisis untuk melihat pola komunikasi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kemenag Sebut Indeks Kerukunan Umat Beragama Naik Jadi 76,47

News
| Sabtu, 05 Oktober 2024, 09:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Jogja lewat Diorama

Wisata
| Rabu, 02 Oktober 2024, 22:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement