Advertisement

Rusia Serius Kembangkan Aplikasi Pengganti WhatsApp dan Telegram

Jumali
Kamis, 12 Juni 2025 - 07:27 WIB
Jumali
Rusia Serius Kembangkan Aplikasi Pengganti WhatsApp dan Telegram Ponsel pintar, aplikasi ponsel ilustrasi / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Rusia rupanya serius untuk pengembangan aplikasi pengganti WhatsApp dan Telegram. Hal ini ditandai dengan lolosnya rancangan undang-undang untuk pengembangan aplikasi pengiriman pesan yang didukung negara dan terintegrasi erat dengan layanan pemerintah, pada Rabu (11/6/2025).

BACA JUGA: Turki Bakal Ekspor 47 Pesawat Tempur

Advertisement

Anton Gorelkin, wakil kepala komite kebijakan informasi parlemen Rusia yang menulis rancangan undang-undang tersebut, mengatakan aplikasi Rusia tersebut akan menawarkan layanan pesan dan panggilan, serta fungsi lain yang tidak dimiliki Telegram dan WhatsApp milik Meta Platforms.

"Keunggulan kompetitif utama platform tersebut adalah integrasi mendalam dengan layanan pemerintah," tulis Gorelkin dikutip dari Reuters.

Rancangan undang-undang tersebut masih harus melewati majelis tinggi parlemen dan ditanda tangani oleh Presiden Vladimir Putin agar menjadi undang-undang.

Menteri Pengembangan Digital Maksut Shadayev juga telah mengusulkan integrasi layanan pemerintah dengan aplikasi pesan nasional dalam sebuah pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin, yang menyoroti kekurangan Rusia dibandingkan dengan negara lain di bidang ini.

Ia memuji perusahaan teknologi milik negara VK, yang situs media sosial VKontakte-nya diakses oleh hampir 80 juta orang Rusia setiap hari, karena mengembangkan layanan lokal seperti VK Video, pesaing Rusia untuk YouTube milik Alphabet.

VK telah menghabiskan banyak uang untuk memproduksi konten dan meningkatkan keahlian teknisnya guna meningkatkan jumlah pemirsanya, sehingga mengalami kerugian 94,9 miliar rubel (sekira Rp19,6 triliun) pada 2024.

Jumlah pemirsa YouTube di Rusia telah menurun tajam tahun lalu menjadi kurang dari 10 juta pengguna harian dari lebih dari 40 juta pada pertengahan tahun 2024, karena kecepatan unduh yang lebih lambat telah mempersulit orang untuk mengakses.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bikin Ketar-ketir, AS Sebut Serangan Israel ke Iran Aksi Sepihak

News
| Jum'at, 13 Juni 2025, 15:07 WIB

Advertisement

alt

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI

Wisata
| Jum'at, 06 Juni 2025, 16:02 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement