Advertisement
Mobil Listrik Tiongkok Makin Mirip, Inovasi Dipertanyakan
Ilustrasi mobil listrik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Maraknya desain seragam pada mobil listrik Tiongkok menimbulkan kritik dari tokoh industri yang menilai inovasi mulai tergeser oleh efisiensi biaya dan persaingan harga.
Dalam beberapa tahun terakhir, ciri khas desain tertentu telah menjadi standar umum yang membosankan. Beberapa di antaranya meliputi:
Advertisement
- Eksterior: Bilah lampu depan menyambung (full-width light bar), penggunaan sensor LiDAR pada atap, dan pegangan pintu tersembunyi (hidden door handles).
- Interior: Kombinasi "tiga serangkai" yang terdiri dari panel instrumen mungil, layar kontrol sentral berukuran raksasa, serta setir dengan dasar datar (flat-bottom steering wheel).
BACA JUGA
Penyeragaman ini tidak hanya menyentuh aspek estetika, tetapi juga merambah ke teknologi inti. Sistem bantuan mengemudi canggih Advanced Driving System (ADS) Qiankun besutan Huawei, misalnya, kini hampir menjadi fitur wajib pada berbagai model baru, termasuk pada produk hasil kerja sama (joint venture).
Dikutip dari CarnewsChina, fenomena "mobil kembar" ini memicu kritik pedas dari para petinggi industri otomotif Tiongkok. Chen Zheng, Wakil Presiden dan Kepala Desain Global Geely, menyayangkan tren mengikuti arus secara membabi buta. Menurutnya, hal ini membuat konsumen kesulitan membedakan satu merek dengan merek lainnya.
Senada dengan Chen, Ketua Dewan Direksi Voyah, Lu Fang, menilai bahwa persaingan harga yang ketat justru menyingkap kurangnya inovasi mendalam. Banyak perusahaan lebih memilih mengikuti "formula sukses" desain populer daripada berinvestasi menciptakan ide orisinal.
Krisis orisinalitas ini bahkan sempat memicu ketegangan hukum, seperti insiden dugaan plagiarisme yang melibatkan Dongfeng Forthing Xinghai S7 yang dinilai sangat mirip dengan desain IM L7.
Analis industri mengidentifikasi empat faktor utama yang mendorong maraknya praktik peniruan ini:
- Efisiensi Biaya Pengembangan: Biaya riset yang selangit mendorong produsen memangkas waktu dan anggaran dengan meniru model yang sudah terbukti laku di pasar.
- Rantai Pasok yang Identik: Banyak produsen NEV menggunakan daftar pemasok komponen yang sama, sehingga produk yang dihasilkan hanya berbeda "kulit" namun memiliki jeroan teknologi yang serupa.
- Inovasi Semu demi Profit: Demi mengejar keuntungan jangka pendek, banyak perusahaan terjebak dalam 'inovasi palsu' alih-alih melakukan riset mendalam berdasarkan kebutuhan riil pengguna.
- Lemahnya Penegakan HKI: Penegakan hukum Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Tiongkok yang dinilai masih longgar membuat praktik peniruan desain sulit dibendung dan semakin berani.
Situasi ini menjadi lampu kuning bagi industri otomotif Tiongkok. Tanpa diferensiasi produk yang kuat, perang harga akan menjadi satu-satunya cara untuk bertahan, yang pada akhirnya dapat merugikan keberlanjutan industri itu sendiri di masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Menikmati Senja Tenang di Pantai Kerandangan Senggigi Lombok Barat
Advertisement
Berita Populer
- Cegah Nuthuk Saat Nataru, Dispar Bantul Wajibkan Pajang Harga
- Mayat Bayi Ditemukan di Condongcatur Sleman, Diduga Tewas 5 Hari
- UMK Sleman 2026 Naik, Bupati Harap Iklim Usaha Tetap Kondusif
- Bupati Bantul Pastikan Natal 2025 Aman, Damai, dan Kondusif
- PMI DIY Perkuat Layanan Nataru dengan 573 Personel Medis
Advertisement
Advertisement




