Advertisement
ByteDance Gandeng Vivo dan Lenovo Kembangkan Smartphone AI
Menggunakan ponsel saat mengisi daya. - Ilustrasi - Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—ByteDance menggandeng sejumlah produsen ponsel besar seperti Vivo dan Lenovo untuk mengembangkan smartphone AI-native dengan fitur AIGC terintegrasi.
Melansir laporan TechNode (31/12/2025), ByteDance dan Vivo dikabarkan telah mencapai kesepakatan awal dan tengah mendalami detail teknis integrasi. Langkah ini dipandang sebagai upaya ByteDance untuk mengamankan akses langsung ke pengguna, sekaligus mengubah peran AI dari sekadar fitur tambahan menjadi eksekutor utama dalam sistem operasi ponsel.
Advertisement
Strategi ini menandai pergeseran besar di pasar ponsel AI China. Tren kini bergerak dari pengembangan mandiri oleh masing-masing perusahaan menuju pembangunan ekosistem kolaboratif antara raksasa internet dan produsen perangkat keras (hardware).
Dalam skema kerja sama ini, ByteDance dikabarkan akan menghapus biaya pengembangan khusus dan memilih sistem berbagi pendapatan (revenue sharing) dari penjualan token AI. Model bisnis ini memungkinkan produsen ponsel memperoleh pemasukan dari distribusi trafik, layanan berlangganan, serta trafik lanjutan. Meski demikian, pembahasan model ini masih dalam tahap awal.
BACA JUGA
ByteDance berencana memfokuskan distribusi trafik ke segmen ponsel kelas menengah dengan harga di atas 2.000 yuan atau sekitar Rp4,7 juta. Program ini akan dimulai pada model terbaru dan diperluas ke perangkat lama melalui pembaruan sistem Over-the-Air (OTA). Jika ekosistem ini berhasil menjangkau 150–200 juta perangkat, ByteDance diproyeksikan menjadi pesaing serius di pasar AI global.
Sebagai bagian dari uji coba strategi, ByteDance sebelumnya telah bekerja sama dengan ZTE untuk meluncurkan purwarupa Nubia M153 pada 1 Desember 2025. Ponsel seharga 3.499 yuan tersebut dibekali dengan Doubao, asisten AI internal milik ByteDance, dan diposisikan sebagai smartphone AI-native.
Namun, perangkat ini menghadapi sejumlah tantangan pasca-peluncuran. Beberapa aplikasi besar seperti WeChat dan Taobao dilaporkan membatasi akses asisten Doubao karena alasan keamanan data. Selain itu, asisten AI tersebut dinilai masih memiliki keterbatasan dalam hal kecepatan eksekusi dan pengolahan konten dinamis secara real-time.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Sejarah Tahun Baru, Dari Mesopotamia hingga Kalender Masehi
Advertisement
Musim Liburan, Wisata Jip Merapi Diserbu hingga 20 Ribu Orang
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



