Advertisement
BPPT Siap Gelar Operasi Hujan Buatan untuk Mengantisipasi Kekeringan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Memasuki musim kemarau, banyak wilayah berpotensi terancam kekeringan. Hal ini dapat menimbulkan dampak buruk terhadap areal persawahan, yang banyak tersebar di Jawa, Bali, NTT, dan NTB.
Untuk mengantisipasi ancaman kekeringan, pemerintah akan memanfaatkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang akan dilaksanakan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Advertisement
“Jika kekeringan melanda di banyak wilayah pertanian khususnya tanaman padi, maka dikhawatirkan akan terjadi gagal panen. Untuk itu kami di BPPT siap untuk melakukan Operasi Hujan buatan atau TMC,” ujar Kepala BPPT Hammam Riza seperti dikutip dalam keterangan yang dirilis BPPT, Selasa (23/7/2019).
Hammam mengatakan bahwa pemanfaatan TMC untuk mengatasi kekeringan ini, merupakan tindaklanjut dari perintah Presiden RI, dan banyak kepala daerah. Teknologi tersebut dianggap mampu menjadi solusi untuk mengatasi kekeringan yang sudah mulai melanda beberapa wilayah di Indonesia.
“Teknologi modifikasi cuaca atau banyak disebut hujan buatan, inipun akan dilakukan oleh BPPT yang berkoordinasi dengan BNPB dan BMKG,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hammam mengatakan bahwa Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo juga telah berkoordinasi dengan BPPT. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari upaya menurunkan hujan bagi desa yang berpotensi terkena kekeringan.
“Menteri Desa sangat menaruh perhatian terhadap isu kekeringan, karena petani di desa-desa akan merasakan dampaknya, dan berisiko mengalami gagal panen,” jelasnya.
Oleh sebab itu, teknologi modifikasi cuaca penting untuk diterapkan guna mengatasi kekeringan. Dengan adanya hujan buatan nanti, diharapkan menjadi solusi agar wilayah-wilayah, khususnya yang menjadi lumbung padi, dapat terhindar dari kekeringan.
Berdasarkan penjelasannya, opsi menerapkan teknologi modifikasi cuaca untuk menciptakan hujan buatan sebagai solusi mengatasi kekeringan, membutuhkan prediksi iklim dan cuaca yang akurat.
Terkait hal tersebut Hammam mengungkapkan Posko Utama pelaksanaan Operasi TMC akan dibentuk di Lanud Halim Perdanakusumah, dan posko lainnya di Kupang, NTT.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya potensi awan lokal yang akan langsung disemai dengan operasi hujan buatan. Posko di Halim akan siaga pesawat CN295 dan posko di Kupang NTT dengan pesawat Casa212-200. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga bulan Oktober.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pesawat Garuda 3114 Bawa Jemaah Calon Haji Alami Masalah Saat Penerbangan dan Putuskan RTB
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Minggu 18 Mei 2025: Stasiun Tugu, Lempuyangan, Maguwo, Ceper, Srowot, Klaten Delanggu hingga Palur
- Jadwal Kereta Bandara Hari Ini Minggu 18 Mei 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu dan YIA Pulang Pergi
- Jadwal Kereta Bandara Xpress Hari Ini Minggu 18 Mei 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Wates dan YIA
- Jadwal KRL Solo-Jogja Hari Ini Minggu 18 Mei 2025: Dari Stasiun Palur, Jebres, Balapan, Purwosari hingga Ceper Klaten
- Jadwal Terbaru Kereta Api Prameks Hari Ini Minggu 18 Mei 2025
Advertisement