Waspada! Aksi Penipuan Melalui Pembajakan SIM Ponsel Mulai Marak Lagi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Aksi penipuan melalui pembajakan SIM ponsel atau SIM swapping kembali marak.
Jenis penipuan ini merupakan salah satu modus kejahatan yang dapat menimbulkan bahaya serius bagi bisnis karena memungkinkan pelaku mendapatkan akses ke jaringan komunikasi perusahaan, akun, dan informasi sensitif seperti data keuangan.
Advertisement
Penyedia solusi dan layanan keamanan siber Kaspersky dalam siaran persnya menjelaskan bahwa SIM swapping adalah metode serangan untuk membajak nomor ponsel dan mentransfernya ke perangkat milik penyerang.
BACA JUGA: Pakar Keamanan Siber Mendorong Dibentuknya Lembaga Perlindungan Data Pribadi
Sederhananya, penyerang masuk ke kantor operator telekomunikasi seluler dan memanuver kartu SIM baru dengan nomor calon korban, kemudian memasukkannya ke telepon mereka sendiri, sehingga mendapatkan akses ke komunikasi target.
Pesan teks yang paling menarik bagi penyerang khususnya pesan berisi kode verifikasi satu kali. Setelah mendapatkan akses ke komunikasi target, mereka dapat masuk ke akun yang terhubung ke nomor telepon tersebut dan/atau mengkonfirmasi transaksi menggunakan kode yang disadap.
Sedangkan untuk proses penukaran SIM, ada berbagai pendekatan yang dilakukan para penjahat siber.
Dalam beberapa kasus, mereka menggunakan jasa kaki tangan yang bekerja untuk operator seluler. Di negara lain, mereka menipu karyawan dengan menggunakan dokumen palsu atau rekayasa sosial.
Permasalahan mendasar yang memungkinkan terjadinya SIM swapping adalah kartu SIM dan nomor ponsel sekarang tidak digunakan semata-mata untuk tujuan yang telah ditentukan. Mereka awalnya tidak dimaksudkan sebagai bukti identitas seperti saat ini.
Sekarang, kode satu kali melalui teks adalah cara yang sangat umum untuk keamanan akun. Itu artinya, semua tindakan perlindungan lain dapat dibatalkan oleh penipu yang mencoba membujuk pegawai toko untuk mengeluarkan kartu SIM baru dengan nomor target atau korban. Ancaman seperti ini tidak bisa diabaikan.
"Bagi organisasi yang menjadi sasaran, serangan SIM swapping dapat memberikan dampak buruk. Minat penjahat siber terhadap aset kripto terus meningkat karena aset tersebut dapat dibajak dengan relatif mudah dan, yang lebih penting, cepat. Namun, metode ini juga bisa diterapkan pada serangan yang lebih canggih," kata Kaspersky.
BACA JUGA: Cara Melacak iPad yang Hilang, Caranya Gampang dan Cepat
Serangan melalui SIM swapping bisa sangat efektif, oleh karena itu para penjahat siber pasti akan terus menggunakannya.
Kaspersky membagikan kiat berikut untuk melindungi diri dari serangan tersebut.
Jika memungkinkan alih-alih menggunakan nomor telepon, gunakan opsi alternatif untuk menautkan akun.
Pastikan untuk mengaktifkan notifikasi tentang login akun, perhatikan baik-baik, dan tanggapi login yang mencurigakan secepat mungkin. Jika memungkinkan, hindari penggunaan verifikasi dua langkah (2FA) dengan kode satu kali melalui teks.
Untuk kebutuhan 2FA, lebih baik menggunakan aplikasi autentikator dan kunci perangkat keras FIDO U2F, biasa disebut YubiKeys, yang diambil dari nama merek paling terkenal.
Selalu gunakan kata sandi yang kuat untuk melindungi akun. Buat kata sandi yang unik, sangat panjang, dan sebaiknya dibuat secara acak. Untuk membuat dan menyimpannya, gunakan pengelola kata sandi.
Selalu lindungi perangkat tempat kata sandi disimpan dan aplikasi autentikator dipasang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jalur Lengkap Trans Jogja: Malioboro, Kraton Jogja hingga Prambanan
- Hindari Kerusakan, Distribusi Logistik Pilkada 2024 Dibungkus Plastik Berlapis
- 2 ASN yang Dipecat karena Selingkuh Aktif Kembali, Bupati Gunungkidul Kecewa
- Bantul Berlakukan Status Siaga Banjir dan Longsor hingga 31 Desember 2024
- 150 Kader Adiwiyata SMP N 3 Banguntapan Dilantik, Siap Bergerak Lestarikan Lingkungan
Advertisement
Advertisement