Jadi Buruan Fotografer, Ini Dia Macam-Macam Aurora
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Aurora merupakan fenomena alam berupa pancaran cahaya yang hanya bisa dilihat di belahan Kutub Utara dan Kutub Selatan.
Aurora memancarkan variasi gradasi warna serta bentuk yang cantik untuk dipandang. Seperti yang terjadi di Kutub Utara, di mana Aurora Borealis muncul dengan gradasi warna hijau, biru, dan merah. Adapun aurora yang hanya bisa di Kutub Selatan bernama Aurora Australis.
Advertisement
Dilansir NASA, pada dasarnya aurora disebabkan oleh pelepasan energi matahari dalam skala besar dan partikel kecil ke arah bumi. Energi dan partikel tersebut akan bergerak menyusuri garis medan magnet di Kutub Utara dan Selatan.
Di sana, partikel-partikel berinteraksi dengan gas-gas di atmosfer, sehingga menghasilkan tampilan cahaya di langit. Kondisi ini lah yang menjawab pertanyaan mengapa aurora hanya terlihat di Kutub Utara dan Selatan.
Interaksi yang terjadi akan menghasilkan perbedaan cahaya aurora. Mengutip BBC Sky at Night Magazine, warna hijau dihasilkan oleh oksigen pada ketinggian sekitar 100-150 km dan warna merah di ketinggian 200-250 km.
Lalu, warna biru, ungu, dan merah mudah disebabkan oleh molekul nitrogen dan atom nitrogen. Sedangkan warna merah jambu dihasilkan oleh hidrogen. Aurora dapat memiliki banyak bentuk dan variasi yang dipengaruhi oleh kondisi struktur, bentuk, kecerahan, dan warna.
Aurora biasanya terlihat seperti busur atau pita yang tampak menyebar di langit.
Berikut jenis-jenis aurora:
Curtains
Aurora jenis ini berbentuk seperti pita yang tampak bergelombang dan menggantung. Dari beberapa sudut pandang, aurora ini terlihat seperti tirai yang dibentangkan dengan warna hijau muda berpadu dengan hijau tua. Cahaya aurora ini cenderung melebar dan tidak berpusat.
Arcs
Seperti namanya, aurora arc berbentuk busur yang melengkung dengan sebaran warna di bagian sisi-sisi busur. Lengkungan ini tidak jauh berbeda seperti pelangi yang membentang dari satu tempat ke tempat lainnya. Bentuk horizontalnya dapat membentang ratusan hingga ribuan kilometer.
Bands
Aurora bands memiliki bentuk mirip pita dengan gelombang di beberapa bagian. Alurnya tampak tidak beraturan layaknya ular yang sedang menggeliat di tanah. Terkadang, bentuknya melengkung atau memutar. Bands menghasilkan warna cenderung hijau neon yang dipadukan hijau tua.
Berbeda dari aurora lainnya, aurora rays berbentuk seperti tirai atau hordeng yang seolah menutupi benda di belakangnya. Cahaya rays cenderung melebar dan bergelombang layaknya ombak di lautan. Gradasi warna pun tampak cantik dengan perpaduan hijau, biru, dan ungu di bagian atasnya
Coronae
Memiliki nama mahkota, Aurora Coronae memancarkan cahaya yang berkumpul hingga puncak di atasnya. Cahaya ini dianggap sebagai jenis aurora yang paling mengesankan dan terjadi selama terpaan udara begitu kuat.
BACA JUGA: 19 Planet Terdeteksi Gara-gara Cahaya Aurora
Cahaya ini memancarkan gradasi warna hijau muda dan tua. Sekilas bentuknya cenderung abstrak tidak berbentuk, efek dari aktivitas udara yang kencang.
Patches
Cahaya Aurora Patches cenderung tidak berpusat pada satu titik dan menyebar dengan bentuk tirai-tirai yang menggantung di langit. Hal ini disebabkan hamburan elektron ke atmosfer oleh gelombang plasma atau disebut whistler.
Aurora Patches juga bergelombang layaknya hordeng yang tertiup angin. Warnanya pun sangat memanjakan mata, di mana perpaduan hijau neon bergradasi dengan ungu dan biru muda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Konstruksi Tol Jogja-Bawen Seksi 1 Ruas Jogja-SS Banyurejo Capai 70,28 Persen, Ditargetkan Rampung 2026
- Lewat Film, KPU DIY Ajak Masyarakat untuk Tidak Golput di Pilada 2024
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Minggu 24 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
- Jadwal Terbaru KA Bandara YIA Xpress Minggu 24 November 2024
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Minggu 24 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
Advertisement
Advertisement