Advertisement

Promo November

Waduh! Ledakan Roket Starship Elon Musk Bikin Atmosfer Bolong, Berikut Hasil Penelitiannya

Leo Dwi Jatmiko
Minggu, 08 September 2024 - 09:47 WIB
Abdul Hamied Razak
Waduh! Ledakan Roket Starship Elon Musk Bikin Atmosfer Bolong, Berikut Hasil Penelitiannya Ilustrasi Starlink.Starlink - SpaceX

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Menurut salah satu penelitian, ledakan rocket Starship milik Elon Musk yang terjadi tahun lalu dikabarkan telah membuat lubang di atmosfer.

Sekadar informasi, Starship merupakan pesawat ruang angkasa yang dirancang untuk menjadi sistem transportasi antar planet. Rencananya pesawat ini dapat membawa manusia dan kargo. Starship diklaim dapat membawa hingga 100 penumpang atau 150 ton kargo dengan mesin Raptor yang sangat efisien.

Advertisement

BACA JUGA: Elon Musk Ingin Kuasai 90 Persen Internet Dunia lewat Satelit Starlink

Tahun lalu pesawat ini meledak empat menit setelah diluncurkan dari fasilitas SpaceX di Boca Chica, Texas. Pendorong superberat Starship meledak pada ketinggian 56 mil setelah terpisah dari tahap keduanya.

Ledakan ini diikuti oleh ledakan lain beberapa menit kemudian, ketika bagian pesawat ruang angkasa yang selamat mencapai ketinggian 93 mil, dan kemudian terbakar sendiri.

Starship mengalami gagal luncur tersebut kemudian menciptakan sebuah celah di angkasa menurut studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters, dikutip dari Futurism, Sabtu (7/9/2024).

Peristiwa-peristiwa ini berpadu menciptakan lubang sementara di kawasan atmosfer atas yang disebut ionosfer, tempat partikel-partikel bermuatan, yang kehilangan elektronnya akibat radiasi matahari, membentuk batas akhir antara Bumi dan ruang hampa.

Ionosfer membentang sekitar 50 hingga 400 mil di atas permukaan Bumi. Menurut para peneliti, kecepatan Starship itu sendiri, yang melaju lebih cepat daripada kecepatan suara, mengirimkan gelombang kejut akustik berbentuk kerucut melalui wilayah ini.

"Amplitudonya sangat besar, tetapi yang paling tidak terduga adalah adanya banyak osilasi dan gelombang tersebut menjalar ke arah utara," kata penulis utama studi Yury Yasyukevich, fisikawan atmosfer di Institut Fisika Surya-Terestrial Rusia kepada kantor berita TASS.

BACA JUGA: Dipantau dari Citra Satelit, Indonesia Dilanda 183 Kali Tanah Longsor hingga April 2024

Kemudian ketika ledakan terjadi, gelombang suara yang dihasilkan menyebabkan elektron "menghilang," menetralkan muatan atom di dekatnya — sehingga membentuk lubang ionosfer yang membentang hingga 1.200 mil.

“Ini penting, karena biasanya, lubang seperti itu terbentuk sebagai hasil dari proses kimia di ionosfer akibat interaksi dengan bahan bakar mesin," kata Yasyukevic.

Dengan demikian, para peneliti mengatakan ini adalah deteksi pertama yang terdokumentasi dari lubang non-kimia di ionosfer yang terbentuk akibat ledakan buatan manusia.

Yasyukevich menyatakan hancurnya Starship memberikan gambaran langka tentang bagaimana ionosfer dipengaruhi oleh peristiwa seperti itu, peristiwa yang sulit dideteksi.

Dia juga mengatakan bahwa dengan semua yang telah mereka pelajari peneliti sejauh ini, mereka tidak menduga besarnya gangguan ledakan Starship akan sebesar ini. "Itu berarti kita tidak memahami proses yang terjadi di atmosfer," kata Yasyukevich.

Para peneliti juga menyebutkan bahwa lubang ini telah pulih. Meskipun keadaan di balik kejadian ini unik, kejadian ini tergolong umum, karena gas buang dari peluncuran roket dapat menyebabkan atom terionisasi bergabung kembali dan kehilangan muatannya. Fenomena alam, seperti letusan gunung berapi , juga dapat menciptakan gangguan ionosfer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno

News
| Kamis, 21 November 2024, 23:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement