Advertisement

BRIN Temukan Endapan Tsunami Purba Berusia 1.800 Tahun, Berjarak 2 Km dari Bandara YIA

Newswire
Selasa, 15 Juli 2025 - 14:17 WIB
Abdul Hamied Razak
BRIN Temukan Endapan Tsunami Purba Berusia 1.800 Tahun, Berjarak 2 Km dari Bandara YIA Riset yang dilakukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam menemukan endapan tsunami purba berusia sekitar 1.800 tahun di Kulonprogo, Yogyakarta. ANTARA - HO/BRIN

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Endapan tsunami purba berusia sekitar 1.800 tahun ditemukan oleh Tim riset dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di beberapa lokasi selatan Jawa, salah satunya di area pantai selatan Kulonprogo.

Berdasarkan temuan tersebut, Periset Sedimentologi BRIN, Purna Sulastya Putra menyoroti berbagai perkembangan pembangunan di sekitar kawasan Bandaraa Internasional Yogyakarta (YIA) di Kabupaten Kulonprogo. Sebab, endapan tsunami purba tersebut ditemukan pada jarak sekitar dua kilometer dari bandara YIA.

Advertisement

"Kami juga menemukan lapisan-lapisan yang lebih muda di Kulon Progo. Lapisan-lapisan yang lebih muda ini sebelumnya sudah kami temukan di lokasi lain, seperti di Lebak dan Pangandaran, yang menunjukkan bahwa kejadian tsunami besar kemungkinan telah berulang lebih dari sekali di wilayah ini," katanya, Selasa (15/7/2025)

BACA JUGA: 13 Kapanewon di DIY Masuk Zona Rawan Tsunami Jika Terjadi Gempa Megathrust, BPBD Siapkan Mitigasi


Purna mengatakan peningkatan aktivitas pembangunan berbagai fasilitas, seperti hotel, restoran, dan lain sebagainya dapat memberikan dampak positif dari sisi ekonomi kepada masyarakat. Namun, secara tidak langsung menambah kerentanan wilayah terhadap potensi bencana.

Ia menilai perkembangan yang berlangsung secara masif tanpa memperhitungkan risiko kebencanaan justru dapat memperbesar dampak bila terjadi peristiwa ekstrem seperti tsunami.

Menurutnya, setiap pembangunan yang dilakukan tentu memiliki manfaat yang besar. Namun, dalam konteks wilayah rawan bencana, penting bagi semua pihak untuk bersama-sama membangun dengan kesadaran risiko dan berpijak pada data ilmiah.

"Dengan pesatnya pembangunan di wilayah ini, riset kebencanaan geologi menjadi semakin penting untuk memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan mitigasi risiko. Salah satunya adalah melalui kajian paleotsunami," ujar Purna.

Melalui kajian kebencanaan seperti ini, Purna menekankan pihaknya terus mendorong agar sains menjadi bagian tak terpisahkan dari proses perencanaan dan pembangunan, khususnya di wilayah rawan bencana.

Dengan kolaborasi antar-pemangku kepentingan, hasil riset seperti ini diharapkan tidak berhenti sebagai dokumen ilmiah, melainkan menjadi pijakan nyata dalam mewujudkan pembangunan yang adaptif, aman, dan berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

TikTok Minta Platform Digital Berbasis Konten Pengguna Tidak Diatur dalam RUU Penyiaran

News
| Selasa, 15 Juli 2025, 20:07 WIB

Advertisement

alt

Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism

Wisata
| Sabtu, 12 Juli 2025, 11:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement