Advertisement

Blackstone Mundur dari Konsorsium Akuisisi TikTok

Lorenzo Anugrah Mahardhika
Senin, 21 Juli 2025 - 09:07 WIB
Jumali
Blackstone Mundur dari Konsorsium Akuisisi TikTok TikTok / Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Raksasa investasi private equity Blackstone mundur dari konsorsium yang tengah mengupayakan akuisisi bisnis TikTok di Amerika Serikat (AS).

BACA JUGA: TikTok Dilarang di AS, Bagaimana Kelanjutannya?

Advertisement

Hal tersebut diungkapkan oleh sumber yang mengetahui langsung persoalan tersebut yang dilansir dari Reuters pada Senin (21/7/2025).

Blackstone sebelumnya direncanakan mengambil porsi saham minoritas dalam TikTok AS, dalam sebuah kesepakatan yang diinisiasi oleh Presiden Donald Trump. Konsorsium ini dipimpin oleh Susquehanna International Group dan General Atlantic, dua investor eksisting di induk TikTok asal China, ByteDance.

Kelompok tersebut sebelumnya disebut-sebut menjadi kandidat utama pengambilalih bisnis TikTok AS, dengan skema kepemilikan 80% oleh investor AS dan sisanya tetap dipegang ByteDance.

Blackstone menolak berkomentar terkait kabar tersebut, sementara TikTok belum memberikan tanggapan atas permintaan konfirmasi.

Mundurnya Blackstone menambah babak baru dalam negosiasi yang telah berlarut-larut dan penuh ketidakpastian, seiring dengan terus tertundanya kesepakatan terkait TikTok yang kini menjadi salah satu poin krusial dalam pembicaraan dagang antara Amerika Serikat dan China.

Batas waktu bagi ByteDance untuk melepas kepemilikan TikTok di AS telah beberapa kali diperpanjang, yang pada akhirnya menimbulkan ketidakpastian bagi para investor.

Teranyar, Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif ketiga yang memperpanjang tenggat waktu divestasi hingga 17 September 2025. Sebelumnya, Kongres AS pada April 2024 telah mengesahkan undang-undang yang mewajibkan ByteDance menjual atau menutup TikTok paling lambat 19 Januari 2025.

Perpanjangan batas waktu ini menuai kritik dari sejumlah legislator yang menuding pemerintahan Trump mengabaikan undang-undang dan risiko keamanan nasional terkait kendali China atas TikTok.

ByteDance sendiri tengah menjajaki berbagai opsi, termasuk penjualan atau restrukturisasi operasional TikTok di AS, untuk meredakan kekhawatiran regulator. Perusahaan asal Beijing itu dilaporkan mencetak pendapatan sebesar US$43 miliar sepanjang kuartal pertama 2025, bahkan melampaui pendapatan kuartalan Meta, menurut sumber Reuters.

Konsorsium AS yang difavoritkan pemerintah dalam kesepakatan TikTok ini juga melibatkan nama-nama besar lain seperti KKR dan Andreessen Horowitz, serta kemungkinan partisipasi Oracle. Namun, belum jelas apakah seluruh anggota konsorsium masih terlibat aktif dalam proses tersebut.

Negosiasi sempat mencapai tahap lanjut pada musim semi lalu untuk memisahkan operasional TikTok AS ke dalam entitas baru berbasis di Amerika Serikat. Namun, pembicaraan terhenti setelah pemerintah China menyatakan tidak akan menyetujui transaksi itu, menyusul pengumuman tarif tinggi oleh Trump terhadap produk China.

Apabila kesepakatan jadi terlaksana, versi aplikasi TikTok untuk pasar AS akan berada di bawah kepemilikan perusahaan patungan antara konsorsium investor AS dan ByteDance, dengan ByteDance tetap memegang saham minoritas. TikTok pun disebut telah mulai mengembangkan aplikasi khusus untuk pasar AS.

Mundurnya Blackstone mencerminkan rumitnya proses akuisisi dan dinamika politik yang membayangi, seiring semakin eratnya isu TikTok dengan strategi dagang Presiden Trump terhadap China. Trump juga dikabarkan akan membahas langsung persoalan ini dengan Presiden China Xi Jinping.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kemensos Diminta Buka Pos Pengaduan untuk Warga Penerima Bansos yang Dicoret karena Tudingan Judol

News
| Senin, 21 Juli 2025, 18:07 WIB

Advertisement

alt

Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral

Wisata
| Senin, 21 Juli 2025, 17:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement