Elon Musk Ajak Boikot Netflix Karena Promosikan Agenda LGBT Anak

Jumali

Jum'at, 03 Oktober 2025 - 03:37 WIB

Jumali

Elon Musk Ajak Boikot Netflix Karena Promosikan Agenda LGBT Anak

Elon Musk - Royal Society - Wikipedia

Harianjogja.com, JOGJA—Elon Musk, miliarder pendiri Tesla dan pemilik X (dahulu Twitter), menjadi sorotan setelah meluncurkan ajakan boikot Netflix yang viral di media sosial.

Musk secara terang-terangan mendukung kampanye "cancel Netflix" karena menilai platform streaming raksasa tersebut mempromosikan agenda LGBT, khususnya dalam tayangan animasi yang ditujukan untuk anak-anak.

Seruan kontroversial ini mendapatkan respons besar, bahkan sempat menyebabkan saham Netflix turun 2% pada Rabu (1/10/2025).

BACA JUGA: Promosi wisata ditingkatkan

Fokus utama kritik Elon Musk tertuju pada serial animasi Dead End: Paranormal Park. Di mana, karakter Transgender pada Serial yang tayang pada 2022 ini menampilkan karakter utama bernama Barney, seorang remaja transgender gay, serta tokoh-tokoh lain dengan identitas LGBTQ+.

Rating dan Bahaya: Meskipun serial ini dibatalkan pada 2023, perdebatan kembali muncul. Musk menganggap konten ber-rating TV-Y7 (cocok untuk anak usia 7 tahun ke atas) ini berbahaya dan secara eksplisit mendorong agenda transgender pada audiens muda.

Asal Muasal Viralnya Boikot

Pemicu langsung ajakan boikot adalah unggahan sutradara Dead End, Hamish Steele, yang dianggap mengejek kematian aktivis konservatif Charlie Kirk pada September 2025.

Musk merespons dengan membagikan postingan dari akun konservatif dan menulis seruan keras, "Cancel Netflix untuk kesehatan anak-anakmu", serta mengonfirmasi bahwa dirinya juga telah membatalkan langganan. Ajakan ini dengan cepat viral di X (Twitter), menarik jutaan tayangan, dan mendorong ribuan pengguna untuk berhenti berlangganan.

Boikot yang dilancarkan Elon Musk bukanlah yang pertama. Sebelumnya, pada tahun 2022, ia pernah mengkritik Netflix karena kualitas kontennya. Namun, kali ini, dengan lebih dari 226 juta pengikut di X, seruan Musk berpotensi lebih besar mengguncang basis pelanggan global Netflix.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News