Advertisement
Mudahkan Transaksi, Ribuan Warga Swedia Pasang Microchip Implan di Bawah Kulit

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Ribuan penduduk Swedia dilaporkan mengadopsi microchip implan (atau biochip) yang ditanamkan di bawah kulit mereka. Warga negara Nordik ini menilai langkah ini penting sebagai solusi serbaguna untuk akses dan pembayaran harian. Atas langkah ini, menempatkan Swedia sebagai garis depan dalam integrasi teknologi dan tubuh manusia.
Menurut laporan dari NPR, Kamis (9/10/2025), microchip berukuran kecil ini ditanamkan di sela-sela antara telunjuk dan ibu jari. Perangkat ini menggantikan banyak kebutuhan harian yang biasanya memerlukan kartu fisik atau tap cash.
Advertisement
Sebab, fungsi utama microchip implan di Swedia meliputi mengakses gedung. Di mana, microchip implan digunakan sebagai kunci untuk masuk ke rumah, kantor, dan fasilitas gym. Selain itu, dengan microchip implan ini memungkinkan pembayaran dengan hanya menempelkan tangan (tap cash). Tak sampai disitu, microchip implan bisa digunakan menyimpan kontak darurat, profil media sosial, dan bahkan e-ticket untuk acara atau tiket kereta.
Perkembangan pesat tren pemasangan microchip implan didorong oleh perusahaan produsen microchip utama di pasar, Biohax International. Perusahaan ini mengklaim bahwa lebih dari 4.000 orang Swedia telah mengadopsi teknologi implan ini.
BACA JUGA
Jowan Osterlund, pendiri Biohax, yang sebelumnya adalah seorang penindik tubuh profesional, saat ini berupaya mengembangkan pelatihan untuk merekrut tenaga medis, seperti dokter dan perawat, guna mendukung ekspansi bisnis mereka.
"Memiliki kartu dan token yang berbeda-beda untuk memverifikasi identitas Anda terhadap sistem yang juga berbeda tidaklah masuk akal. Menggunakan chip berarti lingkungan tempat tinggal Anda yang saling terintegrasi kini dapat disederhanakan," ujar Osterlund.
Meskipun perusahaan produsen menjamin bahwa perangkat ini aman dan anti-peretasan, sejumlah ahli menyuarakan kekhawatiran serius, terutama terkait pengumpulan data pribadi dan kurangnya regulasi.
Ben Libberton, seorang ahli mikrobiologi dari Inggris, memperingatkan potensi bahaya privasi.
"Karena ini diimplan ke tubuh Anda, ketika banyak informasi terkait kesehatan mulai digunakan dan dimasukkan ke dalam chip dan dikirimkan, hal itu dapat menciptakan lapisan privasi ekstra yang benar-benar perlu kita perhatikan dan jaga sebelum digunakan secara luas," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement