Ramsomware LockBit 3.0 Mengancam PDN dan Keamanan Global, Ini Rekam Jejaknya
Advertisement
Haranjogja.com, JAKARTA—Ransomware Lockbit 3.0. LockBit menyerang Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). Ransomware Lockbit 3.0. LockBit merupakan sebuah grup peretas yang telah aktif sejak tahun 2019.
Grup siber LockBit adalah salah satu grup ransomware paling terkenal di dunia. Grup ini dikenal karena serangan ransomware-nya dan juga bertanggung jawab mempopulerkan model Ransomware-as-a-Service, di mana mereka menjual ransomware mereka kepada operator lain untuk mendapatkan bagian dari keuntungan serangan di masa depan.
Advertisement
Sejak aktif pada 2019, grup LockBit telah mengembangkan beberapa varian ransomware, yang masing-masing menimbulkan lebih banyak kerusakan daripada yang sebelumnya.
Varian-varian tersebut termasuk .abcd, LockBit 1.0, LockBit 2.0, LockBit 3.0, dan LockBit Green. Grup ini telah menargetkan berbagai industri dan negara, terutama sektor kesehatan dan pendidikan di Amerika Serikat, Brasil, dan India.
Sejak 2020, kelompok ini telah memeras sekitar US$91 juta dari hampir 1.700 serangan terhadap berbagai organisasi di negara tersebut, menurut Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA).
Dengan kemampuan enkripsi yang cepat dan efisien, penggunaan alat StealBit untuk mengotomatiskan eksfiltrasi data, serta merekrut orang dalam dan broker akses jaringan, kelompok ini berhasil membobol target mereka.
Pada November 2023, CISA bersama dengan Biro Investigasi Federal (FBI), dan organisasi keamanan siber lainnya dari seluruh dunia merilis Cybersecurity Advisory (CSA) untuk menyebarluaskan metode deteksi terkait ransomware LockBit 3.0.
Hal ini dilakukan setelah grup tersebut membocorkan lebih dari 43 GB file dari Boeing setelah perusahaan tersebut menolak membayar uang tebusan.
BACA JUGA: Kartu Tertelan, Pria Warga Gunungkidul Bobol Dua Mesin ATM di Jogja
Kabar terbaru dari grup ini datang pada tanggal 23 Juni 2024, di mana Lockbit 3.0 mengumumkan bahwa mereka telah menyusup ke sistem Federal Reserve, membobol 33 terabyte informasi perbankan sensitif.
Data tersebut dilaporkan mencakup rincian rahasia aktivitas perbankan Amerika, yang jika diverifikasi, merupakan salah satu pelanggaran data keuangan paling besar dalam sejarah.
Dalam negosiasinya, Lockbit 3.0 mengeluarkan ultimatum yang keras. Federal Reserve memiliki waktu 2 hari untuk merekrut seorang negosiator baru dan memecat negosiator yang ada saat ini, yang oleh para penyerang disebut sebagai “idiot klinis” karena menilai kerahasiaan perbankan Amerika sebesar $50,000.
Potensi dampak pelanggaran ini sangat besar. Hal ini dikarenakan Federal Reserve bertanggung jawab mengawasi kebijakan moneter negara, mengatur bank, dan menjaga stabilitas keuangan dan merupakan komponen penting dari infrastruktur keuangan Amerika Serikat.
Selama bertahun-tahun, lembaga penegak hukum terus mencoba untuk memberantas kelompok ransomware LockBit. Baru-baru ini, lembaga penagak hukum dari 11 negara berkumpul untuk berbagi informasi dan investigasi guna melumpuhkan geng ransomware.
Dinamakan Operasi Cronos, operasi difokuskan untuk menjatuhkan grup LockBit. Pada 19 Februari, Operasi Cronos berhasil menyita situs milik Lockbit dan memposting pesan di situs tersebut yang berbunyi:
“Situs ini sekarang berada di bawah kendali Badan Kejahatan Nasional (NCA) Inggris, bekerja sama erat dengan FBI dan gugus tugas penegakan hukum internasional, Operasi Cronos.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ada 488 PNS Pensiun di Tahun Ini, Begini Harapan PJs Bupati Sleman
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Kamis 21 November 2024, Naik dari Stasiun Tugu hingga Palur
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Kamis 21 November 2024, Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
- Jadwal Kereta Bandara YIA, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja, Kamis 21 November 2024
- Diskriminasi Masih Marak, Jurnalis Perlu Mengadvokasi Kelompok Minoritas
Advertisement
Advertisement