Advertisement

OpenAI Bakal Rilis Browser Berbasis AI, Tandingan Google Chrome

Newswire
Jum'at, 11 Juli 2025 - 14:57 WIB
Maya Herawati
OpenAI Bakal Rilis Browser Berbasis AI, Tandingan Google Chrome Open AI / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA–OpenAI siap merilis peramban atau browser berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam beberapa pekan ke depan. 

Seperti dikutip Bisnis.com dari Reuters pada Kamis (10/7/2025), langkah ini disebut-sebut sebagai upaya menyaingi dominasi Google Chrome di pasar peramban internet. Browser AI buatan OpenAI tersebut dikembangkan dengan pendekatan baru dalam menjelajah web, serupa dengan Comet milik Perplexity dan Dia dari The Browser Company. 

Advertisement

Bedanya, browser ini memungkinkan beberapa interaksi pengguna tetap berlangsung di dalam platform ChatGPT, tanpa perlu membuka tautan eksternal ke situs lain. 

Baca Juga Mark Zuckerberg Kembali Bajak Talenta AI, Setelah OpenAI Giliran Apple jadi Korban

Menurut laporan Reuters, OpenAI kemungkinan akan menyematkan Operator, agen AI penjelajah web miliknya, sebagai salah satu fitur utama dalam browser tersebut. Ini akan memperkuat fungsionalitas pencarian dan interaksi langsung pengguna dengan informasi dari internet.

Sebelumnya, laporan dari The Information mengungkap OpenAI memang telah mempertimbangkan untuk mengembangkan browser pesaing Chrome sejak awal 2024. 

Seperti halnya Perplexity, tujuan OpenAI adalah mendapatkan akses langsung terhadap data pengguna dan merancang pengalaman browsing yang lebih inovatif tanpa bergantung pada perantara seperti Google.

Dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun sejak meluncurkan platform chatbot populernya, ChatGPT, OpenAI berhasil mencatat lonjakan pendapatan yang signifikan. 

Perusahaan ini mengklaim telah mencapai pendapatan tahunan sebesar US$10 miliar atau setara sekitar Rp163 triliun (kurs Rp16.300 per dolar AS). Angka tersebut naik hampir dua kali lipat dari sekitar US$5,5 miliar atau setara Rp89,65 triliun pada tahun sebelumnya.

BACA JUGA: Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan

Melansir laman TechCrunch, Selasa (10/6/2025), seorang juru bicara OpenAI menyebutkan bahwa angka tersebut mencakup pendapatan dari berbagai lini bisnis, mulai dari produk konsumen, layanan ChatGPT untuk kalangan bisnis, hingga API untuk perusahaan.

Baca Juga Meta Bajak 4 Peneliti OpenAI untuk Gabung Proyek Superintelijen

Saat ini, OpenAI tercatat melayani lebih dari 500 juta pengguna aktif mingguan dan memiliki 3 juta pelanggan bisnis berbayar. Ke depan, perusahaan yang dipimpin oleh Sam Altman ini menargetkan pendapatan mencapai US$125 miliar atau sekitar Rp2.037 triliun pada 2029.

Namun, ambisi besar ini datang bersama tekanan besar pula. OpenAI harus terus mendorong pertumbuhan pendapatan di tengah tingginya biaya operasional, mencakup miliaran dolar per tahun yang digunakan untuk merekrut talenta unggulan dan membangun infrastruktur guna melatih serta menjalankan sistem kecerdasan buatan miliknya. 

Hingga kini, perusahaan belum secara terbuka mengungkap besaran biaya operasional maupun apakah mereka sudah mulai mendekati titik impas. Seiring ekspansi dan inovasi yang terus dilakukan, OpenAI juga terus mendapatkan suntikan dana dari sejumlah investor besar. 

Baru-baru ini, perusahaan berhasil mengumpulkan pendanaan sekitar US$6,6 miliar atau sekitar Rp107,58 triliun dari berbagai pemodal, termasuk Microsoft, NVIDIA, Thrive Capital, dan Khosla Ventures. 

Dana segar ini turut mendorong valuasi perusahaan melonjak hingga menyentuh US$157 miliar atau setara sekitar Rp2.560 triliun. 

Menurut laporan Reuters, sebagian besar pendanaan ini diperoleh melalui penerbitan obligasi konversi. 

Thrive Capital bahkan disebut telah menggelontorkan investasi lebih dari US$1 miliar atau sekitar Rp16,3 triliun, dengan potensi tambahan investasi pada tahun depan apabila OpenAI berhasil mencapai target pertumbuhan yang ditetapkan.

Di sisi lain, SoftBank lewat Vision Fund dikabarkan tengah menjajaki peluang untuk berpartisipasi dalam putaran pendanaan tersebut yang akan menjadi investasi pertama mereka di OpenAI, jika terealisasi. 

Sementara itu, Apple disebut memilih mundur dari rencana keterlibatan dalam pendanaan. Adapun, untuk tahun 2025, OpenAI memproyeksikan pendapatan mencapai US$11,6 miliar atau sekitar Rp189 triliun, naik signifikan dibanding estimasi pendapatan pada 2024 yang sebesar US$3,7 miliar atau sekitar Rp60,31 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejaksaan Agung Periksa Lagi Nadiem Makarim pada 15 Juli 2025

News
| Jum'at, 11 Juli 2025, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025

Wisata
| Rabu, 09 Juli 2025, 14:02 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement