Advertisement
Meta Nonaktifkan 500.000 Akun Anak di Bawah 16 Tahun di Australia
Logo Meta. Ist
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Meta menonaktifkan sekitar 500.000 akun Instagram, Facebook, dan Threads milik pengguna di bawah 16 tahun di Australia mulai 4 Desember 2025.
Meta juga menghadapi denda hingga AUD 49,5 juta (USD 33 juta, £25 juta) atau sekitar Rp 550 miliar, jika mereka gagal mengambil langkah untuk menghentikan anak-anak di bawah usia 16 tahun yang sudah memiliki akun.
Advertisement
Juru bicara Meta mengungkapkan proses penyesuaian tidak berlangsung instan.
“Kepatuhan terhadap hukum, memerlukan tahapan berkelanjutan dan bersifat kompleks,” ujarnya, dikutip dari BBC, Jumat (5/12/2025).
BACA JUGA
“Meskipun Meta berkomitmen untuk mematuhi hukum, kami yakin diperlukan pendekatan yang lebih efektif, terstandarisasi, dan menjaga privasi,” perusahaan menambahkan.
Meta menilai pemerintah mengharuskan toko aplikasi untuk perlu menerapkan verifikasi usia pengguna saat mengunduh aplikasi dan memperkuat pengawasan untuk anak di bawah usia 16 tahun.
Kesempatan Unduh Data dan Verifikasi Ulang
Perusahaan memastikan pengguna yang akunnya akan dinonaktifkan tetap diberi waktu untuk menyimpan seluruh postingan, pesan, dan video mereka sebelum ditutup.
Sementara itu, remaja yang merasa salah teridentifikasi sebagai pengguna di bawah 16 tahun dapat mengajukan ulang dengan mengirimkan video selfie atau dokumen identitas resmi.
Aturan baru ini bukan hanya menargetkan platform milik Meta, tetapi juga sejumlah layanan lain seperti YouTube, X, TikTok, Snapchat, Reddit, Kick, dan Twitch.
Pemerintah Australia menyatakan kebijakan tersebut dibentuk untuk menekan paparan risiko media sosial terhadap anak. Menteri Komunikasi Anika Wells mengakui masa awal penerapan kemungkinan akan menghadirkan kendala, namun tujuan utama adalah melindungi Generasi Alpha.
“Dengan satu kebijakan, kita berupaya mencegah Generasi Alpha terseret ke dalam ruang berbahaya yang diciptakan algoritma predator, digambarkan oleh pencipta fitur tersebut sebagai kokain perilaku, kata Wells.
Ia menambahkan, anak-anak kini terhubung dengan “tetesan dopamin digital” begitu mereka memiliki ponsel dan akun media sosial.
Wells juga memantau perpindahan anak ke platform seperti Lemon8 dan Yope. Komisioner eSafety Australia telah meminta kedua aplikasi berbagi foto dan video itu untuk menilai apakah mereka termasuk kategori platform dalam larangan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Presiden Tetapkan Biaya Haji 2026, Ini Rinciannya per Embarkasi
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
- Pakar UGM Ingatkan Industri Wisata DIY Waspadai Cuaca Ekstrem 2025
- Hari Disabilitas Internasional, Pendidikan Khusus Hadapi Kendala Finan
- Kejati DIY Tahan 3 Tersangka Korupsi Kredit Fiktif Bank BUMN
- Anomali NPL Bongkar Kredit Fiktif BUMN di Bantul, Kerugian Miliaran
- Dendam Asmara, Dua Pelaku Penganiayaan di Kulonprogo Ditangkap
Advertisement
Advertisement



