Advertisement
Boomerang Employees: Google Kejar Talenta AI dari Pesaing
AI Gemini milik Google. - ist - Google
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Google tengah gencar membajak talenta Artificial Intelligence (AI), termasuk mantan karyawan dan peneliti dari perusahaan pesaing. Langkah ini bertujuan memperkuat pengembangan model AI mutakhir seperti Gemini dan mengejar dominasi pasar global.
Melansir CNBC, Senin (22/12/2025), sepanjang tahun 2025 tercatat sekitar 20% insinyur perangkat lunak AI yang bergabung ke Google merupakan eks-karyawan. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, Google juga mencatat lonjakan rekrutmen peneliti AI dari para kompetitor utama.
Advertisement
Kepala Kompensasi Google, John Casey, mengungkapkan bahwa daya tarik utama bagi para talenta untuk kembali adalah kekuatan finansial perusahaan serta infrastruktur komputasi berskala raksasa. Infrastruktur ini merupakan elemen krusial dalam pengembangan model AI tingkat lanjut.
Langkah strategis ini ditempuh Google untuk mengejar ketertinggalan sejak kemunculan ChatGPT. Sebagai respons, perusahaan telah melakukan investasi besar-besaran pada:
BACA JUGA
- Infrastruktur Komputasi: Mendukung pelatihan model bahasa besar.
- Pengembangan Model Gemini: Fokus pada kemampuan AI multimodal.
- Reformasi Internal: Pemangkasan birokrasi dan pengurangan posisi manajerial agar pengambilan keputusan lebih gesit.
Pasar talenta AI saat ini berada pada level kompetisi yang ekstrem. Perusahaan besar seperti Microsoft, Meta, dan OpenAI dilaporkan aktif membajak talenta dengan penawaran kompensasi yang fantastis.
CEO OpenAI, Sam Altman, bahkan mengungkapkan bahwa Meta pernah menawarkan bonus tanda tangan (signing bonus) mencapai US$100 juta demi menarik satu orang peneliti AI. Meski demikian, Google berhasil mencetak poin penting dengan memulangkan tokoh kunci Noam Shazeer, pendiri Character.AI, pada akhir 2024 lalu.
Tren Boomerang Employees di Industri Teknologi
Fenomena boomerang employees ini tengah meningkat di sektor teknologi informasi. Google memiliki basis kandidat yang luas pasca-pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang dilakukan induk usahanya, Alphabet, pada awal 2023.
Upaya perbaikan kinerja produk AI ini berdampak positif pada lantai bursa. Saham Alphabet tercatat melesat lebih dari 60% sepanjang tahun 2025.
Keseriusan Google dalam "perang talenta" ini terlihat dari keterlibatan sang pendiri, Sergey Brin. Ia dilaporkan turun tangan langsung menghubungi kandidat potensial secara pribadi. Hal ini menandakan betapa strategis dan intensnya perebutan ahli AI di kancah global saat ini sebagai penentu dominasi teknologi masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Serangan Drone Hantam Pasar di Sudan, 10 Tewas di Darfur Utara
Advertisement
Jepang Naikkan Biaya Visa dan Pajak Turis untuk Atasi Overtourism
Advertisement
Berita Populer
- Wisatawan Jogja Diimbau Parkir Resmi Hindari Tarif Nuthuk
- Kerja Sama Sampah Gunungkidul dengan Kota Jogja Terancam Batal
- Tak Kenal Usia, 31 Santri Lansia Ponpes Sabilun Najah Diwisuda
- Akses Jembatan Bambu, Wisata Srikeminut Bantul Dibuka Lagi
- IGD Tetap 24 Jam, Ini Jadwal Lengkap RSPS Bantul Saat Libur Nataru
Advertisement
Advertisement



