Advertisement
Jawab Keraguan Soal Kendaraan Listrik, Produsen Perlu Perbaiki Jarak Tempuh
Menko Marves Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (4/6/2022). - Ist/dokumen PT PLN
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Konsumen masih ragu tentang adopsi Kendaraan listrik (electric vehicle/EV) mengingat jarak tempuh yang masih terbatas. Oleh karena itu, perlu ada upaya dari produsen untuk merealisasikan jarak tempuh yang lebih nyata.
Studi baru dari S&P Global Mobility, dilansir dari Carscoops, Sabtu (27/5/2023), mencontohkan Tesla Model 3 Performance AWD, yang memiliki jarak tempuh maksimum 599 km, tetapi dalam kondisi yang sama di dunia nyata, hanya menunjukkan jangkauan 499 km.
Advertisement
BACA JUGA: Pakar Usulkan Pemerintah Buat Program LCGC Mobil Listrik, Setuju?
Tentu saja, variasi ini tidak akan menjadi masalah jika Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKLU) tersedia sebanyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), atau jika EV dapat mengisi ulang secepat kendaraan BBM.
Kecemasan jangkauan itu sebenarnya telah menyebabkan penurunan minat konsumen terhadap EV. Meski beragam kendaraan listrik telah rilis atau diumumkan dalam beberapa tahun terakhir, S&P melaporkan hanya 6 dari setiap 10 orang menyatakan minat untuk membeli EV pada 2022, sebelumnya angka tersebut adalah 8 dari setiap 10 orang di 2021.
Meskipun penelitian tersebut mengklaim bahwa dua pertiga peserta menganggap jarak tempuh 241-483 km dapat diterima, penerimaan tersebut bergantung pada apakah kendaraan tersebut benar-benar dapat membawa jarak tersebut dalam pengaturan dunia nyata atau tidak.
Melalui analisis statistik, terlihat bahwa faktor penyumbang terbesar pada kisaran EV adalah bobot, tenaga motor, dan kapasitas baterai. Sayangnya, konsumen modern cenderung lebih menyukai SUV, yang lebih berat dan kurang aerodinamis daripada sedan (atau bahkan wagon) di segmen yang sama, meski ada beberapa kelemahan.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, S&P percaya bahwa kunci terbesar untuk memecahkan perbedaan dalam jangkauan dunia nyata adalah kemajuan dalam teknologi baterai.
BACA JUGA: Subsidi dari Pemerintah Belum Berpengaruh Terhadap Penjualan Mobil Listrik
Menurut analisis, dari sekitar 900 EV yang terjual antara tahun 2017 dan 2022, besarnya kapasitas baterai terbukti berkorelasi positif dengan jarak tempuh. Saat pabrikan mulai mencari solusi baterai yang padat energi, mereka mulai menawarkan kapasitas listrik lebih besar dengan jejak yang lebih kecil, memungkinkan jangkauan tambahan yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan.
Selain itu, karena tenaga menjadi lebih efisien secara elektrik, maka efeknya akan meningkat dua kali lipat, meningkatkan kapasitas pada sumber sekaligus mengurangi penarikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Pekerjaan Drainase Jalan Soepomo Kota Jogja Dikebut
- Jadwal KA Prameks Jogja Kutoarjo Hari Ini, Jumat 24 Oktober 2025
- Seorang Ibu di Gunungkidul Curhat Anaknya Jadi Korban Pencabulan
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Ini, Jumat 24 Okt 2025
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Jumat 24 Oktober 2025
Advertisement
Advertisement




