Advertisement
Windows Down, Belasan Maskapai Asal Australia Batalkan Penerbangan ke Indonesia

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—PT Angkasa Pura I mengungkap maskapai asal Australia membatalkan 14 penerbangan dari atau ke Indonesia, karena terkena dampak gangguan sistem operasi Windows pada Jumat (19/7/2024).
Vice President Corporate Secretary Angkasa Pura I Yuyun Waryunaningsih mengatakan bahwa terdapat beberapa maskapai yang membatalkan penerbangan pada Jumat kemarin. “Maskapai asal Australia, Jetstar, membatalkan sebanyak 14 penerbangan dari/ke Bali, dengan jumlah penumpang sebanyak 2.965 penumpang,” kata Yuyun dilansir JIBI/Bisnis, Sabtu (20/7/2024).
Advertisement
Angkasa Pura I juga menyampaikan bahwa maskapai Citilink dan AirAsia sempat mengalami kendala imbas server Windows yang down. “Dan untuk maskapai domestik yang sempat terkendala Citilink dan Air Asia mengunakan check-in manual,” tambahnya.
Meski demikian, Yuyun menjelaskan gangguan jaringan internet global yang terjadi pada Jumat (19/7/2024) tidak berdampak pada sistem teknologi dan informasi (IT) di 15 bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I. Selama gangguan sistem internet global pada Jumat kemarin, Angkasa Pura I bersama maskapai penerbangan berfokus untuk memastikan operasional pelayanan calon penumpang tetap berjalan normal, melalui penyiagaan personel operasional.
Serta, melalui pengaturan antrean calon penumpang untuk menghindari penumpukan antrian di terminal keberangkatan bandara. “Kami juga menyiapkan check-in counter tambahan di sejumlah bandara untuk dapat membantu kelancaran proses check-in,” katanya.
Yuyun menambahkan kondisi sistem jaringan pada maskapai penerbangan yang beroperasi di bandara Angkasa Pura I dilaporkan telah kembali pulih, di mana proses check-in dan reservasi tiket telah kembali normal sejak Sabtu (20/7/2024) pagi.
Sebelumnya diberitakan, pengguna Windows di seluruh dunia menghadapi pemadaman listrik besar-besaran pasca pembaruan perangkat lunak (software) Sensor Falcon dari perusahaan keamanan siber asal Amerika Serikat (AS), CrowdStrike. CrowdStrike sendiri banyak digunakan oleh banyak bisnis di seluruh dunia untuk mengelola keamanan PC dan server Windows, termasuk Microsoft.
Pasca pembaruan Sensor Falcon, sistem operasi Windows mengalami masalah Blue Screen of Death (BSOD) secara massal yang berdampak pada bank, maskapai penerbangan, supermarket, hingga kantor pemerintahan di seluruh dunia. Juru Bicara Microsoft menyampaikan bahwa pihaknya mengetahui isu yang memengaruhi perangkat Windows pasca pembaruan dari platform perangkat lunak (software).
BACA JUGA : Server Pemkab Gunungkidul Mendapat Serangan Siber 3.600 Kali
"Kami mengetahui isu yang memengaruhi perangkat Windows pasca pembaruan dari platform perangkat lunak pihak ketiga. Kami mengharapkan resolusi sesegera mungkin,” kata juru bicara Microsoft.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ketua MPR Muzani Kritik Lembaga Negara Jalankan Program Sendiri-sendiri
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- ASN hingga Penjual Akun Game di Bantul Jadi Korban Penipuan Data Pribadi, Ini Modusnya
- Kelurahan Wirobrajan Jogja Andalkan Belasan Transporter untuk Mengatasi Sampah
- Seluruh Penewu di Kabupaten Sleman Diminta Memahami Wilayahnya, Bupati: Agar Beri Pelayanan Terbaik
- Khitan Massal Masjid Syuhada, Pelayanan Premium dari Khitan Space
- Dua Remaja Terseret Arus di Pantai Parangtritis, Berhasil Diselamatkan Petugas
Advertisement
Advertisement