Advertisement
Pertama dalam Sejarah, VW Tutup Pabrik di Jerman
Microbus VW - Antara
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Untuk pertama kalinya dalam 88 tahun, Volkswagen menutup pabrik di Jerman setelah tekanan penjualan dan restrukturisasi besar.
Melansir laporan Anadolu Agency, Senin (15/12/2025), keputusan ini merupakan bagian dari kesepakatan besar antara manajemen VW, dewan pekerja, dan serikat buruh. Rencana restrukturisasi tersebut mencakup pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 35.000 karyawan serta pengurangan kapasitas produksi secara masif di Jerman.
Advertisement
Langkah drastis ini diambil sebagai respons atas tekanan eksternal, mulai dari persaingan ketat dengan produsen otomotif Tiongkok, melemahnya permintaan pasar di Eropa, hingga lambatnya adopsi kendaraan listrik dari yang diperkirakan. Volkswagen secara resmi menghentikan seluruh operasional perakitan di pabrik Dresden, ibu kota negara bagian Sachsen, pada akhir tahun ini.
Penutupan pabrik Dresden, yang tersohor dengan sebutan "Pabrik Transparan" (Die Gläserne Manufaktur), menandai titik balik bersejarah bagi produsen mobil rakyat tersebut. Keputusan sulit ini dipicu oleh krisis keuangan berat akibat penurunan penjualan di pasar Tiongkok dan tekanan kebijakan tarif ekspor ke Amerika Serikat.
BACA JUGA
Untuk menghadapi transformasi industri otomotif global, Volkswagen diperkirakan membutuhkan dana investasi mencapai 160 miliar euro atau setara Rp1,3 kuadriliun dalam lima tahun ke depan. Penutupan fasilitas ini menjadi salah satu strategi efisiensi untuk mengamankan likuiditas perusahaan.
Sejak mulai beroperasi pada 2002, pabrik Dresden tercatat hanya memproduksi kurang dari 200.000 unit kendaraan. Meski awalnya dibangun sebagai fasilitas unggulan untuk memamerkan kecanggihan teknologi tinggi VW, kontribusi komersialnya dinilai sangat terbatas.
Fasilitas ini sempat memproduksi sedan mewah Phaeton sebelum akhirnya dialihkan untuk merakit mobil listrik ID.3. Namun, kedua model tersebut dianggap gagal memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan laba perusahaan secara global.
Kini, penutupan pabrik Dresden merefleksikan tantangan nyata yang dihadapi industri manufaktur Jerman, mulai dari biaya energi yang melambung tinggi, kompleksitas birokrasi, hingga perlindungan tenaga kerja yang sangat kuat di tengah persaingan global yang kian agresif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




