Advertisement

Mobil Listrik Tiongkok Makin Mirip, Inovasi Dipertanyakan

Jumali
Jum'at, 26 Desember 2025 - 11:57 WIB
Jumali
Mobil Listrik Tiongkok Makin Mirip, Inovasi Dipertanyakan Ilustrasi mobil listrik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Maraknya desain seragam pada mobil listrik Tiongkok menimbulkan kritik dari tokoh industri yang menilai inovasi mulai tergeser oleh efisiensi biaya dan persaingan harga.

Dalam beberapa tahun terakhir, ciri khas desain tertentu telah menjadi standar umum yang membosankan. Beberapa di antaranya meliputi:

Advertisement

- Eksterior: Bilah lampu depan menyambung (full-width light bar), penggunaan sensor LiDAR pada atap, dan pegangan pintu tersembunyi (hidden door handles).

- Interior: Kombinasi "tiga serangkai" yang terdiri dari panel instrumen mungil, layar kontrol sentral berukuran raksasa, serta setir dengan dasar datar (flat-bottom steering wheel).

Penyeragaman ini tidak hanya menyentuh aspek estetika, tetapi juga merambah ke teknologi inti. Sistem bantuan mengemudi canggih Advanced Driving System (ADS) Qiankun besutan Huawei, misalnya, kini hampir menjadi fitur wajib pada berbagai model baru, termasuk pada produk hasil kerja sama (joint venture).

Dikutip dari CarnewsChina, fenomena "mobil kembar" ini memicu kritik pedas dari para petinggi industri otomotif Tiongkok. Chen Zheng, Wakil Presiden dan Kepala Desain Global Geely, menyayangkan tren mengikuti arus secara membabi buta. Menurutnya, hal ini membuat konsumen kesulitan membedakan satu merek dengan merek lainnya.

Senada dengan Chen, Ketua Dewan Direksi Voyah, Lu Fang, menilai bahwa persaingan harga yang ketat justru menyingkap kurangnya inovasi mendalam. Banyak perusahaan lebih memilih mengikuti "formula sukses" desain populer daripada berinvestasi menciptakan ide orisinal.

Krisis orisinalitas ini bahkan sempat memicu ketegangan hukum, seperti insiden dugaan plagiarisme yang melibatkan Dongfeng Forthing Xinghai S7 yang dinilai sangat mirip dengan desain IM L7.

Analis industri mengidentifikasi empat faktor utama yang mendorong maraknya praktik peniruan ini:

- Efisiensi Biaya Pengembangan: Biaya riset yang selangit mendorong produsen memangkas waktu dan anggaran dengan meniru model yang sudah terbukti laku di pasar.

- Rantai Pasok yang Identik: Banyak produsen NEV menggunakan daftar pemasok komponen yang sama, sehingga produk yang dihasilkan hanya berbeda "kulit" namun memiliki jeroan teknologi yang serupa.

- Inovasi Semu demi Profit: Demi mengejar keuntungan jangka pendek, banyak perusahaan terjebak dalam 'inovasi palsu' alih-alih melakukan riset mendalam berdasarkan kebutuhan riil pengguna.

- Lemahnya Penegakan HKI: Penegakan hukum Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Tiongkok yang dinilai masih longgar membuat praktik peniruan desain sulit dibendung dan semakin berani.

Situasi ini menjadi lampu kuning bagi industri otomotif Tiongkok. Tanpa diferensiasi produk yang kuat, perang harga akan menjadi satu-satunya cara untuk bertahan, yang pada akhirnya dapat merugikan keberlanjutan industri itu sendiri di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Daftar Lengkap 43 Kajari Baru Hasil Mutasi Kejagung

Daftar Lengkap 43 Kajari Baru Hasil Mutasi Kejagung

News
| Jum'at, 26 Desember 2025, 14:57 WIB

Advertisement

Menikmati Senja Tenang di Pantai Kerandangan Senggigi Lombok Barat

Menikmati Senja Tenang di Pantai Kerandangan Senggigi Lombok Barat

Wisata
| Kamis, 25 Desember 2025, 22:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement