Advertisement

Konten Kreator Australia Ancam Eksodus, Akibat Pembatasan Medsos

Jumali
Senin, 24 November 2025 - 21:47 WIB
Jumali
Konten Kreator Australia Ancam Eksodus, Akibat Pembatasan Medsos Youtube / StockCake

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Larangan akses media sosial bagi anak di bawah 16 tahun mulai Desember 2025 memicu kekhawatiran kreator konten Australia. Pendapatan iklan terancam turun dan sejumlah kreator mempertimbangkan pindah ke luar negeri.

Reuters, Senin (24/11/2025) mengungkapkan, larangan yang bertujuan melindungi anak-anak ini diyakini akan memberikan dampak berat pada industri media sosial Australia, yang diperkirakan menghasilkan A$9 miliar (sekitar Rp96 triliun) per tahun.

Advertisement

Salah satu kreator yang secara terbuka mempertimbangkan relokasi adalah Jordan Barclay, seorang YouTuber dengan 23 juta subscriber.

"Kami akan pindah karena di luar negeri pendapatan masih tersedia. Tidak bisa bertahan jika pengiklan meninggalkan Australia," ujar Jordan Barclay.

Perusahaan Barclay, Spawnpoint Media, yang memiliki kemitraan besar dengan merek global seperti Lego dan Microsoft, telah mencatat adanya penurunan minat dari pihak sponsor.

"Jika kondisi meluas, kami akan berinvestasi di luar negeri," tegasnya.

Amerika Serikat dan Inggris disebut sebagai tujuan alternatif, menyusul langkah serupa yang telah diambil oleh keluarga kreator Empire Family pada Oktober lalu.

Musisi anak-anak seperti Tina dan Mark Harris (dengan 1,4 juta subscriber) juga mengungkapkan kekhawatiran serupa mengenai masa depan pendapatan mereka.

Undang-undang baru mewajibkan platform media sosial memblokir pengguna yang diverifikasi berusia di bawah 16 tahun, dengan ancaman denda hingga A$49,5 juta (sekitar Rp532 miliar) bagi platform yang melanggar.

Susan Grantham, peneliti media sosial dari Griffith University, menjelaskan bahwa dampaknya akan instan.

"Dalam sekejap, semua akun di bawah 16 tahun hilang, dan ekonomi influencer langsung terdampak," jelas Grantham.

Meskipun remaja masih dapat menonton konten di YouTube tanpa akun, algoritma platform tidak akan mampu merekomendasikan konten kepada mereka secara optimal, yang berdampak pada penurunan jangkauan ( reach).

Kreator konten remaja seperti Dimi Heryxlim (15 tahun) merasakan kekecewaan mendalam. Akun TikTok dan Instagram-nya, yang digunakan untuk mempromosikan bisnis keluarga 'House of Lim', terancam diblokir.

"Ini mimpi buruk. Tapi saya akan buat akun baru saat berusia 16 tahun," ujarnya.

Ancaman terbesar dari kebijakan ini dihadapi oleh kreator skala kecil hingga menengah yang sangat bergantung pada pasar domestik Australia. Sementara itu, kreator besar seperti Cyron Bay masih dapat bertahan karena memiliki basis audiens yang didominasi oleh audiens global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

50 Murid Nigeria Berhasil Kabur dari Penculik St Mary

50 Murid Nigeria Berhasil Kabur dari Penculik St Mary

News
| Senin, 24 November 2025, 22:17 WIB

Advertisement

Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya

Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya

Wisata
| Selasa, 18 November 2025, 20:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement