Advertisement

Promo November

Investor Kripto Semakin Tumbuh, Berikut Cara Mengurangi Risikonya

Abdul Hamied Razak
Jum'at, 05 Januari 2024 - 11:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Investor Kripto Semakin Tumbuh, Berikut Cara Mengurangi Risikonya Member Akademi Crypto Regional Yogyakarta. Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Investasi kripto di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan. Data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), jumlah investor aset kripto terdaftar mencapai 18,25 juta per November 2023.

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Sanjaya merinci, sejak Februari 2021, pertumbuhan rata-rata pelanggan kripto setiap bulan lebih kurang 437.900.

Advertisement

Nilai transaksi aset kripto di Indonesia mencapai Rp 104,9 triliun dalam periode Januari-Oktober 2023. "Mengalami penurunan dibanding periode sebelumnya, tapi potensi industri aset kripto masih sangat besar. Saat ini Indonesia berada di peringkat ketujuh sebagai negara dengan jumlah investor aset kripto terbesar di dunia," ungkap Tirta, dikutip, Jumat (5/1/2024).

Di Jogja, investor untuk industri crypto juga terus bermunculan. Saat ini bahkan sebagian dari mereka mulai berhimpun dalam satu komunitas, yang dinamai akademi crypto region Yogyakarta.

Salah satu Ketua Member Akademi Crypto Regional Yogyakarta, Ary Y menuturkan, saat ini member akademi crypto yogyakarta mencapai 50 an orang. Sebagian besar, adalah investor dari kalangan milenial dan Gen Z.

Komunitas ini secara rutin mengadakan pertemuan untuk belajar bersama tentang industri crypto. "Sebenarnya bukan hanya Jogja, akademi ini sudah berkembang ke berbagai kota di Indonesia, bahkan hingga manca," kata Ary, belum lama ini.

Dengan bergabung ke komunitas, para investor bisa saling bertukar ilmu dan pengalaman serta belajar bersama. Mereka mendapat mentoring langsung dari para pakar block chain dan crypto. Ini dipandang perlu, sebab kebanyakan orang berinvestasi crypto hanya menginginkan uang tanpa memahami fundamental, melakukan riset dan lain sebagainya.

BACA JUGA: Kecelakaan KA Turangga Adu Vs KRL Bandung Raya, Ini Tanggapan PT KAI

"Ini fungsinya komunitas akademi crypto diadakan. Kami memberi edukasi agar anak-anak muda utamanya, tidak terjebak pada investasi yang tidak rasional. Bagaimanapun, harus diakui ini adalah investasi yang high risk. Bahkan, bisa jadi investasi mereka anjlok hingga 90 persen atau nol. Inilah fungsi dari komunitas akademi crypto, yang menjadi media belajar bersama agar investasi lebih rasional dan aman," katanya.

Pakar IT dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Awang Hendrianto mengatakan, meskipun memberikan keuntungan dan kemudahan, investasi cryptocurrency seperti pedang bermata dua.

Dimaksud pedang bermata dua, yaitu investasi ini dapat memberikan keuntungan tinggi, namun dalam sekejap juga bisa membuat kerugian yang mendalam. Ini yang menyebabkan harus menjadi pertimbangan penting bagi investor, terutama investor yang masih pemula.

Mengutip data cointelegraph.com, Awang mengatakan, beberapa dampak kejiwaan yang muncul dari investasi cryptocurrency ini adalah kecanduan hingga fear of missing out (FOMO). Berbagai media di dunia telah melaporkan berbagai permasalahan mental yang terjadi kepada investor pemula, mulai dari depresi hingga keinginan untuk bunuh diri.

Dengan demikian, katanya, investasi cryptocurrency ini membutuhkan kehati-hatian, mental yang kuat, memahami jenis investasi dan risikonya dengan melakukan investasi secara bijak dan menggunakan uang dingin serta melakukan transaksi pada aplikasi penyedia layanan investasi cryptocurrency yang terdaftar pada badan resmi.

Dengan memperhatikan hal ini, Awang menilai perlu langkah-langkah strategi investasi kripto secara jitu bagi pemula, agar terhindar dari risiko kerugian yang besar. Misalnya dengan menerapkan Dollar Cost Averaging (DCA)
Dollar Cost Averaging (DCA), yakni sebuah metode investasi dengan cara menginvestasikan sejumlah dana secara berkala terlepas dari pergerakan harga aset.

Artinya, investor akan tetap melakukan aksi beli walaupun harga aset sedang naik maupun turun. Alhasil, investasi yang dilakukan akan berlaku pada harga beli rata-rata, bukan secara lump sump atau membeli secara langsung pada satu harga dan juga bisa membantu kita lebih disiplin dalam menjalankan investasi seiring lantaran waktu dan nominal pembelian sudah teratur. Terlebih, dengan pembelian secara teratur, risiko berinvestasi karena emosi juga akan terminimalisir.

Selain itu, investor juga dapat menerapkan Buy The Dip (BTD). Satu ungkapan yang sering digunakan oleh investor kripto untuk melakukan pembelian ketika harga sedang turun dan berada dalam titik terendahnya.

Ketika harga aset kripto berada di titik terendahnya, maka momen ini dianggap sebagai harga yang sedang “diskon” karena diekspektasikan harganya akan kembali naik di masa depan. Dengan demikian, strategi BTD dianggap menguntungkan lantaran membuat investor bisa membeli atau menambah posisi di harga yang murah.

Ada pula strategi Disversifikasi Aset. Yakni ibarat pepatah "jangan taruh telur dalam satu keranjang" yang juga berlaku ketika berinvestasi aset kripto.

"Jika ingin menerapkan strategi investasi crypto jangka panjang, diversifikasi aset merupakan hal yang sebaiknya kamu lakukan. Tujuan utama dari melakukan diversifikasi aset adalah untuk mengurangi risiko kerugian investasi ketika asetnya memiliki kinerja yang buruk," katanya.

BACA JUGA: Transaksi Kripto Terus Merosot 3 Tahun Terakhir, Ini Penyebabnya

Strategi lain yang bisa digunakan untuk mendulang cuan di aset kripto adalah memanfaatkan staking. Adapun, staking aset kripto merupakan sebuah proses di mana investor menyimpan asetnya ke dompet digital untuk mendukung proses validasi traksaksi sebuah jaringan proof-of-stake (PoS). Dalam proses staking ini tidak memerlukan alat ekstra seperti ketika melakukan mining.

Berikutnya, strategi investasi kripto lainnya adalah dengan memiliki aset kripto blue chip. Sebenarnya istilah blue chip sudah lebih dahulu populer di pasar saham. Istilah ini di mengacu pada saham yang bernilai tinggi lantaran berasal dari perusahaan yang besar, stabil secara finansial, dan sudah teruji kualitasnya dari waktu ke waktu.

Alhasil saham ini menjadi pilihan banyak investor ritel maupun institusi.Sementara untuk aset kripto, definisi blue chip tersebut sebenarnya masih mempunyai makna yang sama. Umumnya, token dengan kapitalisasi yang masuk lima besar bisa disebut sebagai kripto blue chip. Hal ini membuat aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum dipandang sebagai blue chip di antara aset kripto lainnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement