Advertisement
Biaya Baterai Litium Melonjak, Harga EV Diperkirakan Naik
Ilustrasi mobil listrik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kenaikan harga bahan baku baterai litium di Tiongkok hingga 150% diperkirakan memicu kenaikan harga kendaraan listrik global mulai 2026. Produsen siapkan kontrak jangka panjang.
Arena EV, Senin (15/12/2025) mengungkapkan, sejumlah pemasok baterai telah mengumumkan penyesuaian harga menyusul kenaikan biaya produksi hulu dan permintaan global untuk transisi energi yang terus kuat.
Advertisement
Beberapa pemasok bahan baku baterai litium di Tiongkok telah menyampaikan pemberitahuan kenaikan harga hingga 15%. Lonjakan ini terutama didorong oleh harga material utama yang meroket.
- Hunan Yuneng New Energy, pemasok katoda untuk raksasa baterai seperti CATL dan BYD, mengumumkan kenaikan biaya pemrosesan produk litium besi fosfat (LFP) sebesar 3.000 yuan per ton efektif 1 Januari 2026. Penyesuaian ini belum termasuk pajak dan dapat dinegosiasikan ulang jika terjadi volatilitas harga.
BACA JUGA
- Dejia Energy, produsen baterai litium lainnya, juga menyatakan akan menaikkan harga jual produknya sebesar 15% mulai 16 Desember 2025 sebagai respons atas peningkatan signifikan biaya bahan baku.
Tekanan biaya semakin besar akibat melonjaknya harga komponen-komponen kunci baterai dalam kurun waktu dua bulan terakhir.
- Litium Heksafluorofosfat (komponen elektrolit) naik lebih dari 118%, dari 55.000 yuan/ton menjadi 120.000 yuan/ton.
- Litium Kobalt Oksida (material katoda) melonjak lebih dari 150% sejak awal tahun, dari 140.000 yuan/ton menjadi 350.000 yuan/ton pada November.
- Litium Karbonat (kualitas baterai) menembus 94.000 yuan/ton dengan kenaikan lebih dari 16% hanya dalam satu bulan (November).
Setiap kenaikan 10.000 yuan/ton litium karbonat diperkirakan menambah biaya katoda LFP sekitar 2.300–2.500 yuan/ton.
Saat ini, baterai tipe LFP mendominasi pasar baterai daya di Tiongkok dengan porsi mencapai 81,5% dari total kapasitas terpasang. Kenaikan biaya material ini diperkirakan akan berdampak luas pada rantai pasok global.
Pasokan baterai yang ketat telah mendorong sejumlah produsen mobil untuk berlomba mengamankan kontrak jangka panjang dengan produsen baterai besar guna menjaga kelangsungan produksi. Imbas dari kenaikan biaya bahan baku ini pada akhirnya berpotensi ditransfer kepada konsumen dalam bentuk harga kendaraan listrik yang lebih tinggi pada tahun 2026.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Rizki Juniansyah Rebut Emas SEA Games dan Pecahkan Rekor Dunia
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Bakmi Jawa, Apem Contong, dan Tradisi Nyumbang Jadi WBTB Gunungkidul
- Simulasi Embarkasi Haji Kulonprogo Ungkap Kendala Parkir dan X-Ray
- Berkah Harga Cabai, Petani Kulonprogo Untung Bersih Rp60 Juta
- Jembatan Darurat Sriharjo Diharap Pulihkan Ekonomi UMKM
- Jadwal Lengkap KRL Jogja-Solo Senin 15 Desember 2025
Advertisement
Advertisement




