Advertisement
Dampak AI Generatif: RAM Langka, Harga Ponsel Naik 2026
Foto ilustrasi pabrik ponsel pintar. / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pergeseran produksi RAM global untuk kebutuhan kecerdasan buatan (AI) generatif menekan industri smartphone. Kenaikan harga ponsel diprediksi terjadi pada 2026.
Kondisi ini mengulangi pola kenaikan harga komponen yang pernah terjadi akibat tren penambangan cryptocurrency beberapa tahun silam.
Advertisement
“Dalam beberapa bulan terakhir, lonjakan permintaan memori telah menyebabkan pasar memori PC menjadi ketat. Kini dampak riak tersebut meluas melampaui dunia komputasi ke industri smartphone,” tulis CNET, Rabu (24/12/2025).
Meskipun ponsel pintar menggunakan RAM khusus (handset) berukuran lebih kecil, masalahnya tetap sama. Produksi memori global kini bergeser secara masif untuk memenuhi pesanan pusat data (data center) yang menangani beban kerja AI, sehingga mendorong kenaikan harga untuk semua jenis RAM.
BACA JUGA
Pergeseran Permanen Kapasitas Silikon Global
Laporan firma intelijen pasar International Data Corporation (IDC) menyebutkan bahwa masalah ini bukan sekadar ketidakseimbangan pasokan dan permintaan sementara. Fenomena ini disinyalir merupakan pergeseran permanen dalam kapasitas silicon wafer global.
Produsen ponsel yang sebelumnya mampu menyerap kenaikan biaya akibat gejolak ekonomi, kini diprediksi menghadapi situasi berbeda pada 2026. Kenaikan biaya produksi besar kemungkinan akan langsung dibebankan kepada konsumen.
Nabila Popal, Direktur Riset Senior di IDC, menyatakan, "Krisis memori yang akan datang ini akan memukul pasar dengan keras, terutama bagi produsen ponsel segmen low-end yang memiliki margin keuntungan sangat tipis."
Seberapa mahal harga ponsel tahun depan? Kenaikan harga terbesar diprediksi terjadi di segmen ponsel murah. Popal memperkirakan harga smartphone kategori ini pada 2026 bisa melonjak minimal 5% hingga 10%.
Alasannya, komponen memori menyumbang proporsi biaya material (Bill of Materials) yang lebih tinggi pada ponsel murah (15-20%) dibandingkan ponsel premium (10-15%). Akibatnya, IDC mengubah prediksi rata-rata harga ponsel pada 2026, dari perkiraan awal sedikit menurun menjadi kenaikan sebesar 2%.
Selain menaikkan harga, produsen diperkirakan akan mengubah strategi spesifikasi perangkat. Francisco Jeronimo, Wakil Presiden Perangkat Klien di IDC, mencatat bahwa hingga kuartal III/2025, lebih dari 51% smartphone yang dikirimkan memiliki RAM minimal 8GB.
Namun, pada 2026, Jeronimo memprediksi adanya langkah mundur. "Smartphone level pemula dan kelas menengah mungkin akan kembali ke konfigurasi RAM 4GB untuk menjaga harga di pasar yang sensitif," ungkapnya.
Padahal, ambang batas 8GB dianggap krusial sebagai persyaratan dasar untuk menjalankan fitur AI generatif di perangkat (on-device), seperti Galaxy AI dan fitur foto pada Google Pixel.
Nasib Ponsel Premium: RAM 24GB Terancam Batal
Lonjakan harga memori juga kemungkinan besar menghambat rencana produsen untuk membekali ponsel premium dengan kapasitas RAM jumbo. Rencana penggunaan RAM 24GB atau lebih tinggi kemungkinan besar akan dibatalkan dalam waktu dekat.
Batas atas pada handset kelas atas diprediksi bertahan di angka 16GB, sementara varian "Pro" bahkan mungkin kembali ke 12GB guna melindungi margin keuntungan vendor.
Dampak jangka panjang dari kelangkaan ini diperkirakan akan membuat konsumen menahan diri dan menunggu lebih lama untuk mengganti ponsel mereka (replacement cycle), terutama di pasar yang didominasi pembelian secara tunai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
PO Cahaya Trans Setop Operasional Bus AKAP Usai Kecelakaan Maut
Advertisement
9 Desa Wisata Pilihan untuk Liburan Akhir Tahun di Indonesia
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



